Sebulan akhirnya berlalu. Aku dan bang Alvi masih tetap berteman. Kami masih sering bertemu, terutama saat aku berbelanja pisang padanya. Tapi aku tidak pernah lagi datang ke rumahnya, meski bang Alvi masih sering menawari ku. Bukan karena aku tidak mau bertemu bang Alvi lagi di rumahnya, dan menghabiskan waktu berdua dengannya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaan ku sendiri, karena terlalu berharap padanya. Kami masih sering mengobrol, hanya saja, obrolan kami hanya sebuah obrolan basa-basi. Tidak ada lagi obrolan yang serius diantara kami. Karena aku takut, setiap pembicaraan yang serius hanya akan mengingatkan aku , akan perasaan ku pada bang Alvi. Tapi aku akan selalu mencintainya, karena bang Alvi adalah cinta pertama dalam hidupku. Dan aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Apa lagi aku masih punya harapan untuk bisa memilikinya. Hingga pada suatu hari... "nanti malam ke rumah ya.." tawar bang Alvi untuk kesekian kalinya. "lihat nanti aja ya, bang. Kalau aku
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata