Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label cerita hot gay

Adsense

Bersama ABK Kapal yang kekar

Pada suatu perjalanan menuju sebuah pulau, aku pernah naik sebuah kapal. Bukan kapal besar sih sebenarnya. Perjalanan yang di tempuh pun cuma 2 jam. Namun perjalanan dua jam itu sungguh sangat berkesan bagiku. Bukan karena pemandangan sepanjang perjalanan tersebut cukup indah. Tapi ada suatu kejadian yang membuat aku sungguh terkesan. Berawal dari pembicaraan basa basi ku dengan seorang ABK kapal, yang mengaku bernama Rahmat. Rahmat sudah bekerja menjadi ABK kapal sudah hampir dua tahun. Setidaknya begitulah menurut cerita Rahmat pada ku. Selama dua tahun, Rahmat baru sekali pulang kampung. Menurut cerita Rahmat juga, ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Rahmat merupakan anak laki-laki satu-satunya dari mereka empat bersaudara. Rahmat sudah berusia 24 tahun, ia hanya lulusan sebuah SMK pelayaran. Sebenarnya Rahmat memiliki wajah yang biasa saja, tidak terlalu tampan tapi juga tidak bisa di bilang jelek. Namun postur tubuh Rahmat sangat kekar dan gagah. Kulitnya sedikit gelap

penjual gorengan

Aku duduk di ruang tunggu rumah sakit yang mulai sepi, sambil terus berpikir apa yang harus aku lakukan saat ini. Sampai sebuah suara mengagetkanku, "siapa yang sakit?" suara itu terdengar berat di telingaku. Aku menoleh kearah suara tersebut, seorang laki-laki tua tersenyum tipis menatapku. Laki-laki itu kuperkirakan sudah berusia kurang lebih hampir 50 tahun. Aku membalas senyum lelaki itu, sambil beruca, "Ibuku..." suaraku pelan. "oh..." balas laki-laki itu, "sakit apa?" lanjutnya bertanya lagi. Aku pun dengan sedikit berat menceritakan tentang penyakit Ibu. Tentu saja aku belum berani menceritakan tentang kesulitan yang sedang aku alami. "oh, ya. Saya Aryo, panggil saja om Aryo..." ucap laki-laki itu lagi, setelah kami terdiam beberapa saat. "saya Diko, om..." jawabku sambil menjabat tangan om Aryo. "kamu kuliah, kerja atau ..." "saya masih kuliah, om..." jawabku cepat. Sikap om Aryo yang cukup ramah,

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Cerita gay : Merajut cinta sang dokter ganteng

Saya tinggal di sebuah daerah, yang boleh dibilang cukup ramai. Karena memang berada di pinggiran sebuah kota besar. Di daerah tempat saya tinggal ini, terdapatlah sebuah rumah sakit. Rumah sakit itu, sebuah rumah sakit swasta, yang tidak terlalu besar, namun cukup ramai di kunjungi. Rumah sakit ini, kita sebut saja namanya rumah sakit amanah. Di rumah sakit ini terdapat beberapa orang dokter dan juga perawat. Saya tinggal di samping rumah sakit amanah, sudah sejak lama, bahkan sebelum rumah sakit amanah berdiri. Sejak rumah sakit amanah berdiri, ibu saya sengaja membuka kantin di sana.   Saya, sebut saja nama saya, Randi, adalah seorang yatim. Ayah saya meninggal, saat saya masih berusia 15 tahun. Saya anak tunggal dan ibu saya sudah tidak pernah menikah lagi, sejak saat ayah saya meninggal. Dia berusaha membesarkan saya dan membiayai sekolah saya sendiri. Sejak buka kantin, kehidupan kami mulai membaik, setidaknya kami selalu punya pemasukan setiap hari. Saya sebelum berangkat kuliah

Kisahku dengan seorang bule...

Suatu saat saya pernah pergi liburan ke sebuah kota. Saya menyewa sebuah kamar hotel disana. Kota yang saya kunjungi, memang cukup terkenal dengan pemandangan alamnya.  Ada banyak pantai yang bisa dikunjungi disana. Selain pantai, juga ada banyak wisata alam lainnya, seperti bukit-bukit yang memang selalu ramai dikunjungi oleh para wisatwan, bahkan dari berbagai daerah. Saya sengaja menyewa kamar hotel tersebut, selama beberapa hari, karena memang saya sudah menjadwalkan liburan saya kali ini. Disana saya berkenalan dengan seorang bule. Orangnya tinggi besar, tubuhnya dipenuhi bulu-bulu yang sangat lebat. Kami berkenalan tak sengaja, di salah satu pantai yang saya kunjungi. Saat itu saya melihat bule tersebut sedang kebingungan, saya mencoba mendekatinya dan bertanya. Bule tersebut, saat itu, hanya memakai celana pendek dengan dada yang terbuka, sehingga bulu-bulu di dada dan di perutnya terlihat. Saya pun menyarankan si bule untuk melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan

Aku digoda seorang satpam kompleks

Hampir seminggu aku terlunta-lunta di jalanan kota besar ini. Aku tidak tahu lagi harus kemana. Langkahku goyah, tubuhku terasa lemas tak berdaya. Perutku melilit menahan lapar, sudah lebih dari dua hari aku tidak dapat makan dengan normal. Sudah dua hari ini, aku hanya makan sisa-sisa makanan yang aku pungut dari tong sampah. Berkali-kali aku menarik napas berat, tubuhku terasa gerah dan kotor. Sudah seminggu juga, aku tidak bisa merasakan nikmatnya mandi dengan sempurna. Seminggu ini aku hanya mandi dengan air hujan, yang turun baru dua kali selama seminggu ini.   Aku duduk di sebuah bangku yang ada di depan gerbang sebuah perumahan elit. Kakiku terasa lelah melangkah. Sudah seminggu aku melangkah berkeliling kota ini, melangkah tanpa tujuan yang jelas. Saat lelah, biasanya aku beristirahat di halte bus atau pun di teras-teras ruko yang tertutup. Malam hari aku biasanya tidur di bangku-bangku taman. Pikiranku menerawang lagi, mengingat semua kejadian yang menimpa hidupku akhir-akhir

Aku dan abang iparku yang berbulu (balasan kisah dari Rafif, sang adik ipar)

Namaku Rafif. Aku seorang laki-laki yang sudah berusia 21 tahun saat ini. Aku kuliah di sebuah fakultas swasta. Aku mengambil jurusan teknologi dan informatika. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuanku sudah menikah dan sudah punya seorang anak perempuan. Kakakku menikah dengan seorang laki-laki yang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Karena belum mempunyai rumah sendiri, kakakku dan suaminya beserta sang anak, masih tinggal serumah dengan kami.   Rumah kami cukup besar untuk menampung kami semua. Dirumah ada ayah, Ibu, aku dan keluarga kecil kakakku. Kehidupan kami berjalan dengan baik. Secara ekonomi, kami juga tidak pernah merasa kekurangan. Demikian juga kakakku dan suaminya, kehidupan rumah tangganya terlihat harmonis. Abang iparku, namanya bang Abe, seorang laki-laki yang sangat tampan menurutku, tubuhnya atletis dan kekar. Dadanya ditumbuhi bulu-bulu halus yang tipis. Aku sering memperhatikannya dari kejauhan, saat bang Abe sering keluar kamar, dengan hanya bertel

Iklan google