Bau keringat menyengat hidungku. Aku tidak begitu mempedulikan hal tersebut saat ini. Aku terus saja melangkahkan kakiku menuju terminal. Sudah lebih dari sekilo aku berjalan. Rutinitas biasa yang aku lakukan hampir setiap hari. Dengan mendorong gerobak daganganku, aku terus saja berjalan, meski kakiku kian lelah. Di dalam gerobak yang aku dorong, terdapat beberapa peralatan masak dan juga bahan-bahan gorengan yang sudah siap Ibuku olah dirumah. "rok biruku sudah sobek,mas. Kayaknya harus ganti baru deh..." terngiang kembali ucapan lembut adik perempuanku yang sudah duduk di kelas 3 SMP itu. "kan masih bisa dijahit, Tini." timpal Ibuku yang sedang mengupas pisang, untuk aku bawa berjualan. "udah gak bisa dijahit lagi, Bu. Sobekannya udah bekas jahitan yang kemarin.." ucap Tini lagi dengan mulut sedikit manyun. "ya udah, nanti kalau udah dapat uangnya, mas beli yang baru..." aku akhirnya membuka suara. "saya juga mas Diko, celana ola
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata