Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label gay

Adsense

Sopir truck si pencuri hati (part 2)

Berbulan-bulan berlalu, aku dan bang Jaya pun semakin dekat dan akrab. Kami jadi semakin sering ngobrol berdua. Kami juga selalu saling berkirim pesan, bahkan tak jarang kami sering telponan, hingga berjam-jam lamanya. Kedekatan kami tersebut, sungguh membuat aku merasa sangat bahagia. Meski aku tidak bisa memiliki bang Jaya sebagai kekasih, tapi setidaknya aku bisa memilikinya sebagai teman dekat. Dan hal itu sudah cukup untuk membuat aku merasa bahagia. Hingga pada suatu saat, bang Jaya cerita pada ku, kalau ia dan istrinya baru saja berpisah. Ia dan istrinya sudah resmi bercerai, karena istrinya ketahuan selingkuh bersama laki-laki lain. Hal itu membuat bang Jaya menjadi sangat bersedih dan terpukul. "padahal selama ini aku selalu setia padanya. Aku lakukan apa saja untuk membuat ia merasa bahagia. Aku rela kerja siang malam, hanya untuk memenuhi semua kebutuhannya. Tapi ia dengan begitu mudahnya selingkuh bersama pria lain..." begitu cerita bang Jaya padaku. Saat itu, ban

Jagung bakar mas Tejo

Nama ku Arif Budi Laksono, biasa dipanggil Arif. Saat ini aku sudah berusia 23 tahun, dan baru saja lulus kuliah. Aku berasal dari kampung. Saat ini, aku sudah diterima kerja di sebuah perusahaan besar di kota. Karena itu, mau tidak mau aku harus merantau sendirian ke kota. Karena jarak dari kampung ku ke kota sangat jauh, aku harus tinggal sendiri di sebuah kost, yang jaraknya tidak jauh dari perusahaan tempat aku bekerja. Dua hari menjelang aku mulai bekerja aku sudah pindah ke kota. Dan ini merupakan hal baru bagi ku. Aku belum pernah ke kota ini sebelumnya. Aku belum pernah tinggal di kota sebesar ini sebelumnya. Namun demi mendapatkan pekerjaan yang layak, aku harus rela meninggalkan kampung halaman ku. Saat itu malam minggu, karena belum mulai bekerja, aku mencoba berkiling kota malam itu. Mencoba menghilangkan kejenuhan ku yang hanya berdiam diri di kost. Sekaligus aku juga ingin mengenal lebih dekat kota tempat aku tinggal saat ini. Setelah hampir satu jam berkeliling-keliling

My Sugar Daddy (part 4)

Sebagai laki-laki normal, dan juga masih cukup muda. Aku memang selalu berusaha untuk tampil menarik. Terutama saat aku berada di kampus. Aku ingin menjalani kehidupan ini sebagaimana layaknya seorang pemuda yang baru tumbuh dewasa. Punya teman-teman yang asyik, punya tempat nongkrong yang gaul, dan tentunya aku juga ingin punya seorang kekasih. Dan karena itulah, aku akhirnya bertemu dan berkenalan dengan seorang cewek cantik. Namanya Andita. Dia seorang gadis yang juga kuliah di kampus yang sama dengan ku, hanya saja kami berada di jurusan yang berbeda. Aku yang mulanya mencoba mendekati Andita dan mengajaknya berkenalan. Karena sejak pertama kali melihatnya, aku sudah tertarik dengan wajahnya yang cantik. Semakin mengenal Andita, aku semakin menyukainya. Dia ternyata gadis yang baik, ramah dan juga pintar. Aku merasa Andita adalah gadis yang tepat untuk aku jadikan seorang kekasih. Aku jatuh cinta pada Andita. Meski pun aku baru mengenalnya. Karena itu, aku pun berusaha untuk mendek

My Sugar Daddy (part 1)

Nama ku Alan. Saat ini aku sudah berusia 20 tahun, dan aku masih kuliah. Ini adalah kisahku. Kisah yang terjadi dalam hidup ku. Sebuah kisah rahasia, yang hanya bisa aku simpan sendiri. Tanpa siapa pun yang tahu. Aku berasal dari kampung. Aku merantau ke kota, hanya untuk agar bisa kuliah. Karena orangtua ku tidak mampu membiayai aku kuliah. Bukan karena mereka tidak ingin, tapi keadaan ekonomi keluarga kami memang sangat kekurangan. Aku anak bungsu dari lima bersaudara. Semua kakak-kakak ku memang tidak ada seorang pun yang bisa melanjutkan sekolah sampai kuliah. Rata-rata mereka semua hanya lulusan SMA. Karena itulah, aku ingin sekali bisa kuliah, agar aku bisa menjadi orang yang sukses, dan meningkatkan perekonomian keluarga ku. Semua kakak-kakak ku sudah menikah. Mereka ada yang jadi satpam, jadi petani biasa dan ada yang jadi buruh. Semua itu karena mereka memang tidak punya pendidikan yang layak untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak pula. Dan aku tidak ingin seperti mereka.

Satu malam bersama kernet Bus

Ramadhan telah tiba. Saatnya pulang ke kampung halaman. Aku seorang perantau. Aku bekerja di sebuah restoran yang cukup terkenal di kota. Aku memang selalu pulang kampung setiap bulan Ramadhan datang. Restoran tempat aku bekerja, memang selalu tutup selama bulan Ramadhan. Jadi istilahnya, bagi kami para pekerja, kami mengumpulkan uang selama sebelas bulan, untuk kami gunakan selama satu bulan yakni di bulan Ramadhan. Aku berasal dari kampung yang sangat jauh dari kota tempat aku bekerja. Aku harus menempuh perjalanan selama lebih kurang dua hari dua malam, untuk sampai ke kampung halamanku, dengan menaiki sebuah bus antar provinsi. Setiap tahun aku selalu pulang kampung, untuk menikmati masa libur kerjaku dan juga untuk menikmati suasana bulan puasa di kampung halamanku. Kedua orangtuaku dan semua saudara-saudaraku tinggal di kampung. Aku anak kedua dari empat bersaudara. Kakak pertamaku seorang laki-laki, dia sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang anak. Kedua adikku peremp

Bersama pak Sekcam

Jadi ceritanya begini... Setahun yang lalu, aku mencoba mendaftarkan diri menjadi seorang PPS di desa tempat aku tinggal. Dan kebetulan aku lulus dengan hasil yang lumayan baik. Dan sejak itu pula, aku resmi dilantik menjadi ketua PPS di desa kami. Sebagai seorang ketua PPS, aku memang jadi sering datang ke kantor camat, untuk beberapa urusan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemilu di kecamatan kami. Karena sering datang ke kantor camat, tanpa sengaja aku pun akhirnya jadi tahu, kalau sekcam di kantor camat tersebut adalah seorang laki-laki yang berwajah cukup tampan. Sejak pertama kali melihatnya, aku mulai menyukainya. Namun selama ini, aku hanya bisa memendam rasa kagum ku tersebut. Karena sebagai seseorang yang berasal dari desa, aku cukup sadar diri. Adalah hal yang sangat mustahil, untuk bisa dekat dengan pak Sekcam yang tampan tersebut, apa lagi sampai bisa memilikinya. Jarak desa kami dengan kecamatan memang cukup jauh, butuh waktu hampir setengah jam naik motor untuk sampai k

Iklan google