Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Penjual gorengan (part 1)

Bau keringat menyengat hidungku. Aku tidak begitu mempedulikan hal tersebut saat ini. Aku terus saja melangkahkan kakiku menuju terminal. Sudah lebih dari sekilo aku berjalan. Rutinitas biasa yang aku lakukan hampir setiap hari. Dengan mendorong gerobak daganganku, aku terus saja berjalan, meski kakiku kian lelah. Di dalam gerobak yang aku dorong, terdapat beberapa peralatan masak dan juga bahan-bahan gorengan yang sudah siap Ibuku olah dirumah. "rok biruku sudah sobek,mas. Kayaknya harus ganti baru deh..." terngiang kembali ucapan lembut adik perempuanku yang sudah duduk di kelas 3 SMP itu. "kan masih bisa dijahit, Tini." timpal Ibuku yang sedang mengupas pisang, untuk aku bawa berjualan. "udah gak bisa dijahit lagi, Bu. Sobekannya udah bekas jahitan yang kemarin.." ucap Tini lagi dengan mulut sedikit manyun. "ya udah, nanti kalau udah dapat uangnya, mas beli yang baru..." aku akhirnya membuka suara. "saya juga mas Diko, celana ola

Sopir truck si pencuri hati (part 2)

Berbulan-bulan berlalu, aku dan bang Jaya pun semakin dekat dan akrab. Kami jadi semakin sering ngobrol berdua. Kami juga selalu saling berkirim pesan, bahkan tak jarang kami sering telponan, hingga berjam-jam lamanya. Kedekatan kami tersebut, sungguh membuat aku merasa sangat bahagia. Meski aku tidak bisa memiliki bang Jaya sebagai kekasih, tapi setidaknya aku bisa memilikinya sebagai teman dekat. Dan hal itu sudah cukup untuk membuat aku merasa bahagia. Hingga pada suatu saat, bang Jaya cerita pada ku, kalau ia dan istrinya baru saja berpisah. Ia dan istrinya sudah resmi bercerai, karena istrinya ketahuan selingkuh bersama laki-laki lain. Hal itu membuat bang Jaya menjadi sangat bersedih dan terpukul. "padahal selama ini aku selalu setia padanya. Aku lakukan apa saja untuk membuat ia merasa bahagia. Aku rela kerja siang malam, hanya untuk memenuhi semua kebutuhannya. Tapi ia dengan begitu mudahnya selingkuh bersama pria lain..." begitu cerita bang Jaya padaku. Saat itu, ban

Sopir truck si pencuri hati (part 1)

Jadi ceritanya begini.... Kebetulan aku tinggal di sebuah desa, yang tepat berada di jalan lintas antar provinsi. Setiap hari ada ratusan kendaraan yang berlalu lalang di jalan tersebut. Mulai dari mobil pribadi, bus antar kota atau pun mobil truck besar, yang datang dari berbagai daerah. Rumah ku tepat berada di pinggiran jalan, dan kebetulan juga sudah sejak lama kedua orangtua ku membuka usaha warung makanan cepat saji. Sehingga banyak sekali para sopir bus atau pun truck yang mampir sekedar untuk makan di warung kami. Aku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak pertama ku perempuan, sekarang sudah menikah dan sudah tinggal di rumahnya sendiri. Adik ku seorang laki-laki yang masih sekolah di bangku SMA. Sedangkan aku sendiri, sudah berusia 20 tahun dan saat aku sedang kuliah. Kebetulan kampus tempat aku kuliah, agak berada cukup jauh di kota. Karena itu, aku terpaksa tinggal di sebuah kost di kota tempat aku kuliah tersebut. Dan hanya sekali seminggu aku pulang ke rumah, ya

Jagung bakar mas Tejo

Nama ku Arif Budi Laksono, biasa dipanggil Arif. Saat ini aku sudah berusia 23 tahun, dan baru saja lulus kuliah. Aku berasal dari kampung. Saat ini, aku sudah diterima kerja di sebuah perusahaan besar di kota. Karena itu, mau tidak mau aku harus merantau sendirian ke kota. Karena jarak dari kampung ku ke kota sangat jauh, aku harus tinggal sendiri di sebuah kost, yang jaraknya tidak jauh dari perusahaan tempat aku bekerja. Dua hari menjelang aku mulai bekerja aku sudah pindah ke kota. Dan ini merupakan hal baru bagi ku. Aku belum pernah ke kota ini sebelumnya. Aku belum pernah tinggal di kota sebesar ini sebelumnya. Namun demi mendapatkan pekerjaan yang layak, aku harus rela meninggalkan kampung halaman ku. Saat itu malam minggu, karena belum mulai bekerja, aku mencoba berkiling kota malam itu. Mencoba menghilangkan kejenuhan ku yang hanya berdiam diri di kost. Sekaligus aku juga ingin mengenal lebih dekat kota tempat aku tinggal saat ini. Setelah hampir satu jam berkeliling-keliling

My Sugar Daddy (part 4)

Sebagai laki-laki normal, dan juga masih cukup muda. Aku memang selalu berusaha untuk tampil menarik. Terutama saat aku berada di kampus. Aku ingin menjalani kehidupan ini sebagaimana layaknya seorang pemuda yang baru tumbuh dewasa. Punya teman-teman yang asyik, punya tempat nongkrong yang gaul, dan tentunya aku juga ingin punya seorang kekasih. Dan karena itulah, aku akhirnya bertemu dan berkenalan dengan seorang cewek cantik. Namanya Andita. Dia seorang gadis yang juga kuliah di kampus yang sama dengan ku, hanya saja kami berada di jurusan yang berbeda. Aku yang mulanya mencoba mendekati Andita dan mengajaknya berkenalan. Karena sejak pertama kali melihatnya, aku sudah tertarik dengan wajahnya yang cantik. Semakin mengenal Andita, aku semakin menyukainya. Dia ternyata gadis yang baik, ramah dan juga pintar. Aku merasa Andita adalah gadis yang tepat untuk aku jadikan seorang kekasih. Aku jatuh cinta pada Andita. Meski pun aku baru mengenalnya. Karena itu, aku pun berusaha untuk mendek

My sugar daddy (part 3)

Om Prass pun melanjutkan ceritanya. Aku berusaha untuk mendengarkannya dengan serius, meski pun aku masih merasa sangat kaget akan pengakuan om Prass tersebut. "sebelum menikah, saya memang sempat pacaran dengan seorang laki-laki. Namanya Jaka. Ia adalah cinta pertama sekaligus pacar pertama saya. Jaka seorang laki-laki yang sangat tampan. Dia juga laki-laki yang baik. Meski ia hanya berasal dari keluarga yang sederhana..." "saya dan Jaka saling mencintai. Kamu pacaran juga cukup lama. Sudah bertahun-tahun. Kami pacaran sejak kami sama-sama mulai kuliah. Hingga kami kemudian sama-sama lulus kuliah, dan mulai bekerja di bidang kami masing-masing." "Jaka bekerja di sebuah perusahaan swasta, sementara saya harus melanjutkan usaha keluarga saya. Namun begitu, kami tetap menjalin hubungan, meski pun kami jadi jarang bertemu. Tapi cinta kami tetep utuh. Semua terasa begitu sempurna.." "aku sangat mencintai Jaka, begitu juga sebaliknya.  Kami berjanji, akan

My sugar daddy (part 2)

Sore itu, om Prass membawa aku ke sebuah toko pakaian yang cukup besar. Aku diminta untuk memilih beberapa pakaian yang cocok dengan ku. Meski dengan perasaan yang masih penuh tanda tanya, aku mencoba menuruti keinginan om Prass tersebut. Aku mengambil beberapa pakaian yang menurutku harganya tidak terlalu mahal. Aku tidak ingin om Prass mengira kalau aku memanfaatkan kesempatan tersebut, untuk aku bisa mendapatkan pakaian yang mewah dan berkelas. "yakin cuma ini?" tanya om Prass, ketika aku telah selesai mengambil beberapa pakaian yang aku suka. "iya, om.." balasku singkat. "ya udah.. mari kita ke kasir.." ajak om Prass kemudian. Aku pun mengikuti langkah om Prass menuju kasir, tanpa banyak tanya lagi. Setelah membayar semua belanjaan ku tersebut, om Prass segera mengajak aku keluar dari toko tersebut. "sekarang kita cari apartemen ya.." ucap om Prass, saat kami sudah berada di dalam mobil. "tapi, om.." ucap sedikit tersendat. "ap

Iklan google