Hujan semakin deras di luar. Malam juga sudah mulai menjelang. Suara petir masih terdengar sangat keras. Aku berusaha mendekap tubuku sendiri, menahan dingin dan ketakutan ku akan suara petir. Pak Dodo masih duduk dengan tenang di samping ku. Ia sudah menghabiskan beberapa batang rokoknya. Mungkin ia juga merasa kedinginan, meski sudah memakai jaket. Tapi sepertinya ia tidak takut petir. Ia terlihat tenang dan santai. Beberapa kali pak Dodo melirik ku. Sepertinya ia merasa sedikit kasihan melihat ketakutan ku. Tapi ia memang tidak tahu harus berbuat apa, untuk meredakan ketakutan ku. "kamu kenapa suka sosis? Bukankah sosis itu hanya jajanan untuk anak-anak?" tiba-tiba pak Dodo membuka suara. Sepertinya ia mulai bosan dengan keheningan kami. Atau sebenarnya ia hanya berusaha untuk membuatku merasa aman. "dulunya aku gak suka sosis, bahkan aku hampir tidak pernah makan sosis sebelumnya.." balas ku berusaha bersikap biasa saja. "tapi karena yang jualnya pak Dodo,
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata