Pagi itu, selesai mandi dan sarapan, aku dan pak Imam pun berangkat ke kota. Dengan menggunakan mobil Fortuner mewah milik pak Imam. Aku duduk di samping pak Imam dengan perasaan yang tak karuan. "mas Thoriq udah berapa anaknya?" tanya pak Imam, entah ia hanya sekedar berbasa-basi atau memang benar-benar ingin tahu. "udah tiga, pak.." balas ku sopan. Pak Imam melirik ku sekilas, kemudian ia fokus kembali menatap jalanan yang masih lumayan sepi pagi itu. "mas Thoriq gak usah panggil saya pak lah.. emangnya saya udah setua itu ya?" ucap pak Imam kemudian. "tapi kan pak Imam atasan saya, rasanya kurang sopan kalau hanya panggil nama saja, meski pun saya tahu, pak Imam lebih muda dari saya." balasku apa adanya. "iya... tapi kalau lagi kayak gini gak usah panggil pak, panggil Imam aja. Mas Thoriq santai aja, saya lebih suka kalau mas Thoriq manggil saya dengan sebutan nama aja. Kecuali kalau lagi di tempat kerja." ucap pak Imam selanjutnya.
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata