Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Semalam di kota Padang

"maaf, Fer. Aku gak bisa datang.." Suara berat mas Anton terdengar melalui ponsel ku. "kenapa?" tanya ku setengah marah. "anak ku sakit, Fer. Aku gak mungkin meninggalkan ia berdua saja bersama ibunya di rumah." jelas mas Anton, terdengar sedikit lemah. "tapi mas Anton udah janji bakal menyusul saya kesini. Saya udah ambil hotel loh, mas.." ucapku dengan nada sedih. "iya... saya tahu, tapi saya benar-benar minta maaf, Fer. Saya gak bisa datang kali ini.." balas mas Anton, "maafkan saya, ya. Saya harap kamu bisa mengerti keadaan saya saat ini.." lanjutnya setengah menghiba. Tanpa berkata apa-apa lagi, aku langsung menutup ponsel ku. Aku benar-benar kecewa. Ini bukan pertama kalinya mas Anton membatalkan janjinya dengan ku. Sejak ia menikah, dan sejak anak pertamanya lahir, mas Anton memang semakin sulit ditemui. Selalu saja dia punya alasan untuk menghindari ku. Padahal dulu sebelum menikah dia berjanji akan selalu meluangkan w

Cinta karena cinta

"untuk apa lagi kamu datang?" tanya ku sedikit kasar, seakan mencoba meluahkan kekesalan ku pada Arif. "aku akan tetap datang, Bas. Sampai kamu mau memaafkan ku.." balas Arif dengan suara lembut. "tidak ada lagi maaf untuk mu, Rif." ucapku tegas, "bagiku semua sudah berakhir.." lanjutku. "tapi kamu sendiri kan tahu, Bas." Arif membalas, "aku melakukan semua itu, hanya karena terpaksa." lanjutnya pelan. "apa pun alasannya, aku sudah tidak peduli, lebih baik kamu pulang, Rif. Kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi." ujarku merasa perih. Aku dan Arif memang sudah pacaran hampir dua tahun. Selama dua tahun tersebut, hubungan kami baik-baik saja. Kami saling menyayangi, saling mencintai. Arif juga orang yang baik, lembut dan penuh kasih sayang. Dia juga selalu setia padaku. Tapi... "aku akan menikah, Bas." begitu ucap Arif, sekitar sebulan yang lalu. Aku menatap Arif penuh tanya. Hatiku tiba-tiba terasa pe

Cowok tampan dari Negeri Malaysia

Aku gak tahu harus memulai cerita ini dari mana. Semula aku sempat tak ingin menceritakan kisah ini. Karena menurutku kisah ini cukup membuat aku merasa malu. Tapi aku butuh tempat untuk mencurahkan semua ini. Dan disinilah aku akan menceritakan semuanya. Kisah ini berawal dari perkenalan ku dengan seorang cowok tampan bernama Karimi, ia berasal dari Malaysia. Karimi kuliah di Indonesia sudah dua tahun, sementara aku mengenalnya baru beberapa bulan yang lalu. Aku kenal dengan Karimi, karena kebetulan kami punya hobi yang sama, yakni main Futsal. Setelah tahu kalau Karimi juga kuliah di kampus yang sama dengan ku, aku pun semakin dekat dengannya. Kedekatan kami telah menumbuhkan sebuah rasa di hatiku, rasa ingin memilikinya. Yah, aku jatuh pada Karimi. Bukan saja karena wajahnya yang tampan dan postur tubuhnya yang kekar, tapi juga karena sifatnya yang ramah dan sedikit humoris. Karena merasa tertarik dengan Karimi, aku pun semakin ingin mengenalnya lebih dekat lagi. Karimi kost di sebu

Arjuna sang penakluk cinta part 3

Dua tahun aku menjalani kehidupan yang penuh dengan kebohongan. Pura-pura bahagia, pura-pura baik-baik saja. Dan ternyata hal itu gak mudah. Aku mencoba menjalankan peran ku sebagai seorang lak-laki, menjadi seorang suami, hingga akhirnya aku pun memiliki seorang anak. Kehadiran anak pertama kami, sebenarnya cukup membuat aku bahagia. Tapi semua kebahagiaan itu rasanya semu. Aku gak benar-benar menjadi diri ku sendiri. Dua tahun, aku berusaha melupakan Juna. Melupakan kenangan indah yang pernah kami lewati berdua. Namun rasanya hal itu sungguh melelahkan ku. Karena setiap kali aku berusaha untuk menghapus bayangan Juna di benak ku, justru bayangan itu semakin menghantui ku. Aku gak benar-benar bisa melupakan Juna. Aku gak pernah bisa melupakannya. Perasaan ku kepada Juna masih saja sama. Aku masih sangat merindukannya. Tidak ada yang bisa menggantikan sosoknya di hati ku. Juna terlalu indah untuk dilupakan. Hingga akhirnya aku merasa tidak tahan sendiri. Aku lelah harus menipu diri ku

Muridku tampan muridku sayang part 3

 Part 3 Chandra akhirnya benar-benar pergi. Ia pun menikah dengan gadis pilihan orangtua nya. Dan aku hanya bisa menangisi kepergiannya. Aku sudah terlanjur dalam mencintai Chandra. Hingga aku merasa sulit untuk bisa melupakannya begitu saja. Tapi Chandra tidak mungkin kembali lagi. Ia sudah punya dunianya sendiri sekarang. Dan aku tak berhak untuk sekedar mengharapkannya lagi. Karena itu aku pun belajar untuk bisa melupakannya. Aku belajar untuk terbiasa hidup tanpa dirinya lagi. Mungkin segala kenangan indah ku bersama Chandra tidak akan bisa hilang dari ingantan ku. Tapi setidaknya aku tidak akan lagi memupuk harapan ku tentangnya. Karena semua kisah ku bersama Chandra kini telah berakhir. Saat ini, aku sedang berusaha untuk mengumpulkan puing-puing semangat ku yang sempat berantakan karena terlalu berharap pada Chandra. Aku sedang berusaha menata hatiku, agar aku tetap bisa melanjutkan hidup ini meski tanpa Chandra lagi. Memang tidak mudah bagi ku, tapi aku harus bisa. **** Waktu p

Surat Cinta untuk Juna..

Teruntuk Arjuna Nicholas Ananda ... Dimana pun kamu berada saat ini, aku harap kamu masih ingat dengan ku. Mungkin pertemuan kita memang singkat. Namun pertemuan singkat itu telah mampu menumbuhkan rasa yang sangat besar di hatiku. Aku tidak tahu dari mana semua ini berawal. Entah sejak pertama kali aku melihat kamu, entah sejak kita sering menghabiskan waktu bersama. Namun yang pasti, kehadiran mu telah membelenggu jiwa ku yang rapuh. Aku tahu ini salah. Aku tahu ini tidak seharusnya terjadi. Aku tahu ini tidak pantas. Namun aku hanya manusia biasa. Aku bukan malaikat, yang mampu mencegah semua rasa ini. Kehadiran mu menghiasi hari-hari ku, sungguh telah membuat aku terlena. Aku terbuai dalam lautan cinta yang tumbuh subur di hatiku, untuk mu. Ya... hanya untuk mu. Maafkan aku untuk semua ini. Maafkan aku karena sudah terlanjur jatuh cinta padamu. Maafkan aku karena selalu menyebut mu dalam do'a ku. Aku mengungkapkan ini semua, bukan karena aku berharap, kamu akan membalas perasaa

Arjuna si penakluk cinta 2

Aku dan Arjuna akhirnya terpisah oleh jarak dan waktu. Namun seperti janjiku pada Juna, aku pun rutin mengunjunginya setiap malam minggu di kota. Hubungan kami masih terus berlanjut. Kami masih bisa menikmati kebersamaan kami, meski hanya sekali seminggu. Dan sebenarnya hal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kami tetap bahagia. Tapi ternyata kebahagiaan itu tidak bisa bertahan lama. Kenyataan dan kodrat membuat kami harus berada dalam sebuah dilema. Antara bertahan dengan cinta kami, dengan mengorbankan banyak hal. Atau membiarkan takdir memisahkan cinta kami, meski kami harus terluka karenanya. Berawal dari keinginan orangtua dan keluarga besarku, yang menginginkan aku untuk segera menikah. Aku tak kuasa menolak. Aku tak punya alasan yang masuk akal untuk menolak. Sebagai laki-laki yang sudah cukup berumur, dan juga sudah punya pekerjaan yang tetap, aku memang dituntut untuk segera punya pasangan hidup. Aku pun mencoba menceritakan hal tersebut kepada Juna. Dan tentu saja Juna t

Iklan google