Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Kisah cinta yang tak tersampaikan...

Namaku Farid. Saat ini aku sudah berusia 18 tahun. Aku sekolah di sebuah SMA favorit di kotaku. Aku tinggal di sebuah perumahan sederhana, bersama kedua orangtuaku dan juga dua orang adikku. Kehidupan kami cukup sederhana. Ayahku mempunyai sebuah usaha toko bangunan, yang berada cukup jauh dari rumah tempat kami tinggal. Ayah dan Ibuku setiap hari selalu berada di toko. Aku dan adik-adikku juga jarang di rumah, karena harus sekolah. Dan biasanya adik-adikku akan langsung ke toko sepulang sekolah. Aku sering sendirian di rumah, bahkan hingga malam. Karena terkadang, ayah, Ibu dan adik-adikku memang pulangnya malam. Aku tahu, aku 'sakit' sejak aku duduk di kelas satu SMA. Entah mengapa aku lebih menyukai laki-laki. Berawal dari rasa kagumku terhadap guru olahragaku di sekolah. Beliau memang tampan dan juga sangat atletis. Sosoknya benar-benar membuatku jatuh cinta padanya. Namun tentu saja, semua perasaan itu hanya bisa aku pendam. Biar bagaimana pun, beliau adalah guruku dan ju

Rahasia Simon

Simon adalah seorang mahasiswa baru di sebuah universitas swasta. Tiga bulan yang lalu Simon telah melepaskan seragam putih-abunya. Kemudian dengan nilai yang pas-pasan ia mencoba mendaftar ke beberapa universitas. Seminggu yang lalu ia dinyatakan lulus di salah satu universitas. Dan hari itu adalah hari pertama bagi Simon memasuki kampus barunya. Dengan perasaan canggung dan sedikit kikuk, Simon melangkah masuk melewati gerbang kampus. Meski masa orientasi mahasiswa baru sudah lewat beberapa hari yang lalu, tapi Simon tidak dapat mengikutinya karena dalam kondisi sakit. Setelah melewati gerbang kampus, Simon mengarahkan langkahnya menuju salah satu gedung yang ia yakin adalah pusat kantor dari kampus tersebut. Simon ingin mengurus beberapa hal disana. Namun sebelum langkahnya sepenuhnya terarah kesana, sebuah suara memaku langkahnya. "hei anak baru ya..?" suara itu berasal dari belakangnya, untuk itu Simon segera memutar tubuhnya. Di belakangnya telah berjalan dengan santai

Cowok normal teman kost-ku

Aku punya seorang teman kost. Ia baru saja pindah. Kebetulan sekali kami satu kampus. Jadi kami sering berangkat dan pulang kampus bareng. Namanya Herdi Saputra. Ia pindahan dari ibu kota. "saya ada masalah dengan teman-teman saya di sana. Orangtuaku memaksa saya untuk pindah kesini. Kata mereka, pergaulan saya disana terlalu bebas. Begitu jawaban Herdi ketika kutanya kenapa ia pindah ke kota kecil ini. Namun Herdi tidak menceritakan secara detail, masalah apa sebenarnya yang terjadi. Saya pun enggan untuk bertanya lebih lanjut. Lagi pula Herdi memang sedikit tertutup, jika menyangkut cerita pribadinya. Aku dan Herdi tinggal sekamar. Ranjang tempat kami tidur memang cukup luas. Di dalam kamar juga tersedia kamar mandi dan dapur kecil. Kamar kost itu memang cukup besar. Namun karena selama ini aku terbiasa sendiri, rasanya agak risih juga jika harus satu kamar dengan orang yang bahkan baru aku kenal. Tapi mau gimana lagi, ibu kost yang memintaku untuk sekamar dengan Herdi. Secara f

Kisah cinta sang buruh bangunan...

Ken terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Ia besar dan tumbuh dari keluarga yang serba kekurangan. Orang tuanya hanya seorang petani biasa. Ditambah lagi Ken punya empat orang adik. Orang tua Ken tak mampu membiayai sekolah Ken, sehingga ia hanya sekolah sampai tamat SD. Selepas menyelesaikan Sekolah dasar, Ken terpaksa harus bekerja keras membantu kedua orang tuanya. Ken sudah terbiasa bekerja keras sejak kecil. Tumbuh dewasa, Ken menjadi seorang buruh bangunan. Dia harus tetap bekerja keras, agar adik-adiknya bisa tetap sekolah. Dan juga membantu orang tuanya yang sudah mulai sering sakit-sakitan. Suatu saat Ken diajak oleh pak Tatang, untuk bekerja di kota. "ada proyek cukup besar di sana." jelas pak Tatang. "kita akan membangun sebuah perumahan yang cukup banyak.." lanjut pak Tatang lagi. Selama ini Ken memang bekerja ikut pak Tatang, seorang buruh bangunan yang sudah cukup berpengalalan. Pak Tatang sudah berkeluarga dan sudah mempunyai tiga orang anak. Ken

Kisah nyata : Aku pacaran dengan suami orang

Bang Jhon mengecup keningku lembut. Aku menyukai kecupan itu. Kecupan yang penuh perasaan. Kecupan yang membuatku selalu merindukannya. Bang Jhon selalu melakukan hal itu, setiap kali ia akan pulang. Dan aku dengan sangat berat hati harus melepaskan ia pulang. Bang Jhon tidak tampan, tidak juga atletis. Tubuhnya kurus, tapi berotot. Terlihat sedikit kekar. Aku menyukainya, dengan segala kelembutannya. Kami sudah hampir setahun berhubungan. Kami saling menyayangi. Meski sebenarnya bang Jhon sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang anak. Tapi bang Jhon selalu punya waktu untukku. Hampir setiap malam ia berkunjung ke rumahku, walau tak pernah sampai menginap. Aku masih ingat waktu pertama kali kami bertemu. Kala itu, aku sedang duduk sendirian di teras depan rumahku. Hujan turun sangat lebat sore itu. Aku hanya termenung menatapi setiap titik rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Pikiranku menerawang jauh. Rumah ini aku beli atas hasil jerih payahku bekerja sebagai karyawan di sebuah

Kisah Nyata : Aku dan abang sopir truck...

Seminggu aku hanya mengurung diri di kamar. Hatiku benar-benar hancur. Hidupku kacau. Sekarang aku bahkan tidak punya apa-apa. Aku juga tidak punya semangat dan harapan. Semuanya benar-benar berantakan. Tak kusangka pernikahanku akan berakhir dengan setragis ini. Berkali-kali kutatap surat yang ditinggalkan Dewi. Rasa rindu menyeruak di dadaku. Aku rindu anakku, aku rindu istriku, aku rindu suasana bahagia dirumah sederhana ini. Air mataku menetes lagi, entah sudah berapa kali aku menangis dalam seminggu ini. Hatiku perih. Aku merasa lemah, tak berdaya untuk mempertahankan rumah tangga kami. Suara ketukan terdengar sangat keras dipintu, aku bergegas berdiri. Aku tahu itu buk Ros, sudah seminggu, dia pasti ingin menagih. Wajah garang buk Ros menatapku. Aku hanya terdiam. "sudah seminggu. Jika kamu belum punya uang juga, kamu boleh kemasi barang-barangmu dan silahkan pergi dari sini." Suara buk Ros, lantang. Beberapa tetangga nongol keluar. Aku masuk ke dalam, tid

Adik iparku ternyata seorang gay (Part 2)

Hari-hari berlalu seperti biasa, atau setidaknya kami berusaha melalui hari-hari seperti biasa. Karena sejujurnya, semenjak kejadian malam itu, ada rasa yang berbeda ku rasakan apa lagi jika harus beradu pandangan dengan Rafif. Rafif memang bisa berlagak tidak terjadi apa-apa, tapi aku yakin jauh di dasar hatinya, ia juga merasakan perbedaan tersebut. Aku sekarang jadi sering memikirkan Rafif. Entah mengapa kejadian malam itu selalu melintas di benak ku, setiap kali aku berusaha memejamkan mata ku.     Setelah beberapa minggu berlalu, akhirnya kesempatan untuk kami hanya tinggal berdua di rumah datang lagi. Waktu itu hari minggu pagi. Istri, anak dan kedua mertua ku pergi ke pasar berbelanja. Pagi itu aku merasa kurang enak badan, jadi aku tidak bisa ikut seperti biasa. Aku hanya berbaring malas di atas tempat tidur di kamar ku. Dengan hanya memakai celana pendek. Tiba-tiba pintu kamar yang memang tidak di kunci itu terbuka. Sesosok tubuh Rafif berdiri di sana, yang kemu

Iklan google