Langsung ke konten utama

Adsense

Kisah cinta sang buruh bangunan...

Ken terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Ia besar dan tumbuh dari keluarga yang serba kekurangan. Orang tuanya hanya seorang petani biasa. Ditambah lagi Ken punya empat orang adik.
Orang tua Ken tak mampu membiayai sekolah Ken, sehingga ia hanya sekolah sampai tamat SD.
Selepas menyelesaikan Sekolah dasar, Ken terpaksa harus bekerja keras membantu kedua orang tuanya. Ken sudah terbiasa bekerja keras sejak kecil.
Tumbuh dewasa, Ken menjadi seorang buruh bangunan.
Dia harus tetap bekerja keras, agar adik-adiknya bisa tetap sekolah. Dan juga membantu orang tuanya yang sudah mulai sering sakit-sakitan.


Kumpulan Pengalaman Randy - Pengalaman dengan kuli bangunan 1 ...

Suatu saat Ken diajak oleh pak Tatang, untuk bekerja di kota.
"ada proyek cukup besar di sana." jelas pak Tatang. "kita akan membangun sebuah perumahan yang cukup banyak.." lanjut pak Tatang lagi. Selama ini Ken memang bekerja ikut pak Tatang, seorang buruh bangunan yang sudah cukup berpengalalan. Pak Tatang sudah berkeluarga dan sudah mempunyai tiga orang anak. Ken dan pak Tatang memang tinggal satu kampung.
"berapa lama?" tanya Ken cukup bersemangat, mengingat ia jarang sekali pergi ke kota.
"yah, paling tidak sembilan atau sepuluh bulan lah..' jawab pak Tatang.
"oke! Saya ikut.." balas Ken lagi.

Dua hari kemudian Ken dan pak Tatang berangkat ke kota. Mereka sampai sekitar jam lima sore. Di sana sudah ada beberapa orang buruh bangunan lainnya yang berasal dari berbagai daerah.
Mereka tinggal di sebuah rumah tak jauh dari proyek perumahan tersebut. Ada sekitar lima belas orang mereka yang tinggal disana, dengan satu orang kepala tukang.
Menjelang istirahat malam, mereka saling berkenalan dan ngobrol. Esok mereka sudah mulai bekerja.

***************

"nama saya Fhandi Nugraha, panggil saja Fhandi. Tidak usah terlalu formal. Saya adalah mandor kalian, selama pembangunan perumahan ini.." seorang laki-laki muda berdiri dihadapan Ken dan teman-teman buruh lainnya, yang telah berbaris acak di depan rumah tempat mereka tinggal. "saya ingin kalian bekerja dengan sebaik-baiknya. Jika ada keperluan apa pun, silahkan datangi saya." lanjut laki-laki itu tegas.
"saya tinggal di samping rumah ini.." laki-laki itu mengarahkan pandangannya ke sebuah rumah yang berada tak jauh dari tempat Ken dan teman-temannya tinggal.
"saya rasa cukup untuk hari ini! Sekarang mari kita mulai bekerja.." laki-laki itu berbicara lagi, sambil mulai melangkah menuju lahan perumahan tersebut.


Hampir sebulan Ken bekerja di sana. Hingga suatu malam, matanya enggan tertidur. Ken memutuskan untuk keluar dan berjalan sebentar.
Namun belum beberapa langkah ia meninggalkan rumah tempat ia tinggal, tiba-tiba ia bertemu dengan Fhandi Nugraha, mandor kerjanya.
"mau kemana?" tanya Fhandi ringan.
"oh.. saya cuma mau keliling aja, bang..." jawab Ken sedikit gugup.
"gak bisa tidur ya..?" tanya Fhandi lagi.
Ken hanya mengangguk.
"sama kalau begitu." Fhandi berkata lagi dengan sedikit menarik napas.
"bagaimana kalau kita ngobrol di rumah saya saja..?" tawar Fhandi akhirnya, karena melihat Ken hanya terdiam.
"ngapain?"
"yah, ngobrol. Nonton, atau sekedar minum-minum.."
Ken berpikir sejenak, lalu perlahan mengangguk.

Mereka duduk di ruang tamu rumah Fhandi yang cukup luas. Disana terdapat sebuah sofa yang cukup empuk dan nyaman. Di ruang tamu itu, juga ada sebuah televisi yang bisa memutar DVD.
Sambil menikmati beberepa cemilan dan juga minuman dingin Ken dan Fhandi menonton sebuah film barat yang sengaja diputar Fhandi.

"kamu sudah menikah?" tanya Fhandi kepada Ken yang sedari tadi hanya terdiam.
Perlahan Ken pun menggeleng ringan.
"kenapa belum?" tanya Fhandi lagi, "sayang, loh. Padahal kamu itu tampan dan atletis..." lanjutnya dengan suara serak.
"belum laku saya bang, mungkin karena saya bukan orang kaya seperti bang Fhandi.." jawab Ken akhirnya.
"saya aja juga belum laku, Ken..." balas Fhandi cepat.
"oh.." Ken membulatkan bibir.

"tapi kamu punya pacar, kan?" tanya Fhandi lagi, setelah cukup lama mereka terdiam. Suara yang keluar dari televisi, membuat mereka jadi sering diam.
"punya bang di kampung.." jawab Ken lugas.
"pasti cantik ya?"
"ah, gak juga bang. Biasa aja..."
"kamu mau gak kalau saya ajak pacaran?" tanya Fhandi lagi dengan spontan.
"maksud bang Fhandi?" kening Ken berkerut.
"iya. Kamu mau gak pacaran sama saya? soalnya dari awal saya lihat kamu, saya sudah suka sama kamu.." jelas Fhandi blak-blakan, yang membuat Ken jadi serba salah.

Lama Ken terdiam. Pikirannya menerawang tak menentu. Ia tak menyangka kalau Fhandi yang memiliki tubuh atletis itu adalah seorang gay.
Namun sebagai bawahannya, Ken merasa tidak enak hati harus menolak keinginan Fhandi.
"kamu mau gak?" Fhandi mengulang pertanyaannya.
Ken semakin bingung.
Di satu sisi ia adalah seorang laki-laki normal, bagaimana mungkin ia bisa pacaran dengan Fhandi. namun disisi lain, ia juga merasa takut kehilangan pekerjaannya, jika ia menolak keinginan Fhandi.
Apakah yang harus Ken lakukan saat ini?

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Adik Iparku ternyata seorang gay (Part 1)

Aku sudah menikah. Sudah punya anak perempuan, berumur 3 tahun. Usia ku sendiri sudah hampir 31 tahun. Pernikahan ku baik-baik saja, bahkan cukup bahagia. Meski kami masih tinggal satu atap dengan mertua. Karena aku sendiri belum memiliki rumah. Lagi pula, rumah mertua ku cukup besar. Aku tinggal dengan istri, anak dan kedua mertua ku, serta adik ipar laki-laki yang baru berusia 21 tahun.   Aku bekerja di sebuah perusahaan kecil di kota ini, sebagai seorang karyawan swasta. Gaji ku lumayanlah, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil kami. Mertua ku sendiri seorang pedagang yang cukup sukses. Dan istri ku tidak ku perbolehkan bekerja. Cukuplah ia menjaga anak dan mengurus segala keperluan keluarga. Aku seorang laki-laki normal. Aku pernah dengar tentang gay, melalui media-media sosial. Tapi tak pernah terpikir oleh ku, kalau aku akan mengalaminya sendiri. Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa merasakan kenikmatan dengan laki-laki juga? Aku bertanya-tanya sendiri mendengar ka

Cerita gay : Nasib cinta seorang kuli bangunan

Namaku Ken (sebut saja begitu). Sekarang usiaku sudah hampir 30 tahun. Aku akan bercerita tentang pengalamanku, menjalin hubungan dengan sesama jenis. Kisah ini terjadi beberapa tahun silam. Saat itu aku masih berusia 24 tahun. Aku bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan hingga sekarang. Aku kerja ikut mang Rohim, sudah bertahun-tahun. Sudah bertahun-tahun juga, aku meninggalkan kampung halamanku. Orangtuaku hanyalah petani biasa di kampung. Kehidupan kami memang terbilang cukup miskin. Karena itu, aku hanya bisa sekolah hingga SMP. Setelah lulus dari SMP, aku mulai bekerja serabutan di kampung. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mang Rohim, seorang laki-laki paroh baya, yang sudah sangat berpengalaman di bidang pertukangan. Aku ikut mang Rohim merantua ke kota dan ikut bekerja dengannya sebagai kuli bangunan. Sebagai seseorang yang memiliki kehidupan ekonomi yang pas-pasan, aku memang belumm pernah pacaran, sampai saat itu. Apa lagi sejak aku ikut mang Rohim bekerja. Tempat kerja kami y

Iklan google