Langsung ke konten utama

Adsense

Rahasia Simon

Simon adalah seorang mahasiswa baru di sebuah universitas swasta.
Tiga bulan yang lalu Simon telah melepaskan seragam putih-abunya. Kemudian dengan nilai yang pas-pasan ia mencoba mendaftar ke beberapa universitas.
Seminggu yang lalu ia dinyatakan lulus di salah satu universitas.
Dan hari itu adalah hari pertama bagi Simon memasuki kampus barunya.
Dengan perasaan canggung dan sedikit kikuk, Simon melangkah masuk melewati gerbang kampus.
Meski masa orientasi mahasiswa baru sudah lewat beberapa hari yang lalu, tapi Simon tidak dapat mengikutinya karena dalam kondisi sakit.

Cowok sange ..kuat tahan lama - Home | Facebook


Setelah melewati gerbang kampus, Simon mengarahkan langkahnya menuju salah satu gedung yang ia yakin adalah pusat kantor dari kampus tersebut. Simon ingin mengurus beberapa hal disana.
Namun sebelum langkahnya sepenuhnya terarah kesana, sebuah suara memaku langkahnya.
"hei anak baru ya..?" suara itu berasal dari belakangnya, untuk itu Simon segera memutar tubuhnya.
Di belakangnya telah berjalan dengan santai seorang laki-laki yang memakai baju kemeja belang-belang hitam. Laki-laki itu tersenyum kearah Simon dan berhenti tepat kira-kira satu meter dari posisi Simon berdiri.
Simon membalas senyum laki-laki itu lalu mengangguk dengan pelan.
"kenapa baru kelihatan sekarang?" tanya laki-laki itu lagi.
"kemarin saya sakit, jadi baru hari ini bisa hadir ke kampus.." balas Simon sedikit kaku.
"oh ya, saya Heri.." ucap laki-laki itu lagi, ia mengacungkan tangan kanannya.
"saya Simon.." balas Simon, sambil menjabat tangan laki-laki itu.

Begitulah awalnya. Awal perkenalan Simon dengan Heri.
Heri ternyata adalah seniornya. Heri seorang mahasiswa tingkat akhir. Tapi Heri sangat baik padanya, yang membuat mereka lebih cepat akrab.
"kak Heri kok mau berteman dengan saya? Padahal saya hanya anak baru disini, dan lagi pula jarak usia kita terlalu jauh..." tanya Simon suatu hari.
"kenapa? kamu malu berteman dengan orang yang jauh lebih tua dari kamu?" Heri justru balik nanya.
"gak. Bukan itu maksud saya. Tapi kan kak Heri punya banyak teman yang se angkatan. Kenapa justru dekat sama saya?" ucap Simon lagi.
Tapi Heri hanya diam. Dia enggan menjelaskannya.

Hari-hari terus berlalu, Simon dan Heri pun semakin dekat dan akrab.
Hingga suatu hari, Heri mengajak Simon untuk main ke kost-nya. Selama ini Simon memang belum pernah ke kost Heri. Mereka hanya bertemu ketika di kampus.
"kamu mau gak nginap tempat saya?" tanya Heri ketika mereka sudah berada di dalam kamar kost.
"mumpung malam minggu, loh. Kamu kan bisa minta izin sama orangtua kamu.." lanjutnya.
Sesaat Simon hanya terdiam.
"mau gak?" tanya Heri lagi.
"emangnya kak Heri gak mau ketemu pacarnya malam minggu begini?" tanya Simon.
"saya gak punya pacar.." jawab Heri cukup tegas.
"oh." Simon membulatkan bibir. "kalau begitu saya telpon ke rumah dulu ya.." ucapnya.
"oke.." balas Heri, sambil menautkan jari telunjuk dengan jempolnya membuat angka nol.

***********


Setelah berjalan-jalan memutari kota, Simon dan Heri kemudian kembali lagi ke kost. Malam sudah menunjukkan jam sebelas.
Sesampai di dalam kost, Heri membuka baju dan celana yang ia pakai. Ia hanya mengenakan sebuah celana pendek berwarna biru.
Tubuhnya terlihat kekar, dengan otot dada yang bidang dan perutnya yang six pack.
Sesaat Simon merasa kurang nyaman melihat hal tersebut, namun ia berusaha bersikap biasa.
Meski harus ia akui dari dalam hatinya, ia begitu mengagumi sososk Heri. Selain memiliki wajah yang tampan, Heri juga mempunyai tubuh yang atletis. Benar-benar sosok laki-laki yang sangat di dambakan para kaum hawa.
Heri juga seorang yang humoris dan pintar. Teman-teman kampus hampir semuanya suka dengan Heri. Selain ramah, Heri juga sangat supel.

Di kamar kost itu, hanya terdapat sebuah dipan berukuran kecil. Dipan itu seharusnya hanya muat untuk satu orang. Simon duduk di pinggiran dipan tersebut dengan perasaan campur aduk. Biar bagaimana pun, ini adalah kali pertamanya ia menginap di tempat orang lain. Selama ini Simon selalu tidur di rumah. Meski kedua orangtuanya selalu memberi kebebasan untuk Simon.
Sementara itu Heri masuk ke kamar mandi sekedar buang air kecil. Ia keluar dengan mengibas-ngibaskan tangannya yang basah.
Kemudian ia duduk di samping Simon.
"kenapa?" tanya Heri, melihat Simon hanya bengong.
Simon menggeleng.
"gak kenapa-kenapa, kok. Hanya tidak terbiasa saja dengan kondisi seperti ini.." jawabnya.
"maksudnya kondisi seperti apa?" tanya Heri lagi.
Kali ini Simon hanya diam. Dia bingung harus menjelaskannya kepada Heri.

"saya mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi kamu jangan marah ya..." ucap Heri yang duduk di samping Simon.
"kak Heri mau ngomong apa?" tanya Simon terdengar lugu.
"kak Heri suka sama Simon. Kak Heri gak tahu entah kapan rasa suka itu datang. Simon orang yang baik dan juga perhatian. Kak Heri merasa dihargai. Kak Heri pengen menjalin hubungan serius dengan Simon, lebih dari sekedar teman dekat..." ucap Heri penuh perasaan.
Simon terkesima. Tak disangkanya Heri akan mengatakan hal tersebut padanya.
Selama ini Heri selalu menunjukkan sikap biasa-biasa saja terhadap Simon.
Di dalam hati Simon merasa sangat bahagia mendengar hal itu. Tentu saja, karena sudah berbulan-buan Simon hanya bisa memendam perasaannya pada Heri.

"kamu mau gak?" tanya Heri lagi, yang membuat Simon kaget.
"tapi saya...."
"iya, saya tahu." potong Heri cepat, "ini salah. Apa yang saya rasakan sama kamu adalah sebuah kesalahan. Namun saya tidak bisa membohongi diriku sendiri, kalau saya benar-benar telah jatuh cinta padamu. Yang ada dalam pikiran saya hanya kamu seorang..." lanjutnya lagi.
Simon semakin terperangah.
"iya. Saya mau, kak..." jawab Simon cepat. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Biar bagaimanaoun Heri adalah cinta pertama Simon.
"selama ini saya juga suka sama kak Heri." lanjut Simon lagi. "kak Heri orang yang baik dan juga sangat tampan. Tapi apa kak Heri gak menyesal nantinya karena menjalin hubungan dengan orang seperti saya?"
"untuk apa saya harus menyesal?"
"ya, karena kak Heri kan orang yang ganteng dan juga pintar. Sementara saya hanya orang biasa..."
"sudahlah, Simon. Kamu gak usah ngomong seperti itu lagi. Bagi saya kamu itu istomewa. Saya menyukai apa adanya dirimu..."
Kembali Simon terdiam.

Sejak saat itu mereka pun menjalin hubungan yang serius. Mereka semakin sering bersama. Simon sungguh bahagia dengan semua itu. Cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Heri juga mencintainya, bahkan sangat menyayanginya. Simon merasa sangat beruntung bisa berpacaran dengan Heri. Meski hubungan mereka dilakukan secara diam-diam. Hanya mereka berdua yang tahu, tentang hubungan terlarang tersebut.


Bersambung...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Adik Iparku ternyata seorang gay (Part 1)

Aku sudah menikah. Sudah punya anak perempuan, berumur 3 tahun. Usia ku sendiri sudah hampir 31 tahun. Pernikahan ku baik-baik saja, bahkan cukup bahagia. Meski kami masih tinggal satu atap dengan mertua. Karena aku sendiri belum memiliki rumah. Lagi pula, rumah mertua ku cukup besar. Aku tinggal dengan istri, anak dan kedua mertua ku, serta adik ipar laki-laki yang baru berusia 21 tahun.   Aku bekerja di sebuah perusahaan kecil di kota ini, sebagai seorang karyawan swasta. Gaji ku lumayanlah, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil kami. Mertua ku sendiri seorang pedagang yang cukup sukses. Dan istri ku tidak ku perbolehkan bekerja. Cukuplah ia menjaga anak dan mengurus segala keperluan keluarga. Aku seorang laki-laki normal. Aku pernah dengar tentang gay, melalui media-media sosial. Tapi tak pernah terpikir oleh ku, kalau aku akan mengalaminya sendiri. Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa merasakan kenikmatan dengan laki-laki juga? Aku bertanya-tanya sendiri mendengar ka

Cerita gay : Nasib cinta seorang kuli bangunan

Namaku Ken (sebut saja begitu). Sekarang usiaku sudah hampir 30 tahun. Aku akan bercerita tentang pengalamanku, menjalin hubungan dengan sesama jenis. Kisah ini terjadi beberapa tahun silam. Saat itu aku masih berusia 24 tahun. Aku bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan hingga sekarang. Aku kerja ikut mang Rohim, sudah bertahun-tahun. Sudah bertahun-tahun juga, aku meninggalkan kampung halamanku. Orangtuaku hanyalah petani biasa di kampung. Kehidupan kami memang terbilang cukup miskin. Karena itu, aku hanya bisa sekolah hingga SMP. Setelah lulus dari SMP, aku mulai bekerja serabutan di kampung. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mang Rohim, seorang laki-laki paroh baya, yang sudah sangat berpengalaman di bidang pertukangan. Aku ikut mang Rohim merantua ke kota dan ikut bekerja dengannya sebagai kuli bangunan. Sebagai seseorang yang memiliki kehidupan ekonomi yang pas-pasan, aku memang belumm pernah pacaran, sampai saat itu. Apa lagi sejak aku ikut mang Rohim bekerja. Tempat kerja kami y

Iklan google