Langsung ke konten utama

Adsense

Adik iparku ternyata seorang gay (Part 2)

Hari-hari berlalu seperti biasa, atau setidaknya kami berusaha melalui hari-hari seperti biasa. Karena sejujurnya, semenjak kejadian malam itu, ada rasa yang berbeda ku rasakan apa lagi jika harus beradu pandangan dengan Rafif.
Rafif memang bisa berlagak tidak terjadi apa-apa, tapi aku yakin jauh di dasar hatinya, ia juga merasakan perbedaan tersebut.
Aku sekarang jadi sering memikirkan Rafif. Entah mengapa kejadian malam itu selalu melintas di benak ku, setiap kali aku berusaha memejamkan mata ku.

 Wow, Ini Dia Wajah Tampan Para Pria dari Timur Tengah yang Bikin ...

 

Setelah beberapa minggu berlalu, akhirnya kesempatan untuk kami hanya tinggal berdua di rumah datang lagi. Waktu itu hari minggu pagi. Istri, anak dan kedua mertua ku pergi ke pasar berbelanja. Pagi itu aku merasa kurang enak badan, jadi aku tidak bisa ikut seperti biasa. Aku hanya berbaring malas di atas tempat tidur di kamar ku. Dengan hanya memakai celana pendek.


Tiba-tiba pintu kamar yang memang tidak di kunci itu terbuka. Sesosok tubuh Rafif berdiri di sana, yang kemudian dengan cekatan menutup dan mengunci pintu dari dalam.
Aku cukup kaget dan berusaha bangkit dari rebahan ku. Namun Rafif sudah terlanjur duduk di sisi ranjang.

Aku masih berusaha mengingatkan Rafif, untuk segera menghentikan tindakannya. Karena biar bagaimana pun, bisa saja perbuatan kami akan dipergoki oleh istriku. Tapi Rafif tidak mempedulikan ucapan ku, ia terus saja masuk dan berbaring di sampingku.

Dan untuk kedua kalinya, pagi itu, kami pun melakukannya lagi. Aku masih saja tidak bisa menolak hal tersebut. Biar bagaimana pun, harus aku akui, Rafif selalu bisa membuatku jadi menginginkan hal tersebut.

Setelah merasa cukup, Rafif pun segera beranjak keluar dari kamar itu, dan meninggalkanku sendirian.
Aku pun segera bangkit dan langsung menuju ke kamar mandi. Aku harus segera mandi dan membersihkan tubuhku. Aku tak ingin istriku curiga.
Selesai mandi aku pun keluar kamar. Aku melihat Rafif sedang sarapan di dapur dan sudah memakai pakaian rapi.

Begitu lah seterusnya. Rafif selalu berusaha mencuri-curi waktu untuk dapat bercocok tanam denganku. Dan selalu saja ada kesempatan untuk kami melakukannya lagi. Karena memang mertua ku jarang di rumah, mereka biasanya sering berada di toko dan kadang kala istriku juga ikut kesana.
Sehingga aku dan Rafif jadi lebih sering tinggal berdua saja di rumah.


Kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan, bahkan kami pernah melakukannya beberapa kali di kamar mandi.
Dan kalau pun kami tidak punya kesempatan untuk melakukannya di rumah, kami akan membuat janji bertemu di penginapan-penginapan murah.


Selama berbulan-bulan hal itu terjadi. Hubungan ku dengan Rafif semakin serius dan parah. Aku benar-benar ketagihan dengan apa yang di lakukan Rafif padaku.
Sekarang bukan hanya Rafif yang menginginkan hal itu, kadang aku juga sering masuk ke kamar Rafif dan mengajaknya bercocok tanam.
Aku benar-benar telah jatuh cinta kepada Rafif. Aku selalu saja memikirkannya.

*****

Namun pada akhirnya semua harus berakhir. Bukan karena kami tak menginginkannya lagi. Tapi ternyata semuanya tak berjalan seindah yang kami harapkan. Meski pun pada awalnya semua berjalan dengan baik, tapi pada akhirnya sesuatu yang busuk itu akan tercium juga.


Istri ku sudah mulai curiga denganku, karena memang akhir-akhir ini, aku jarang sekali menyentuhnya. Aku terlalu terlena dengan hubungan terlarang ku dengan Rafif, hingga sering kali aku mengabaikan istri ku.


Istri ku sudah mulai mengawasi setiap tindakan ku, dia jadi sering berada di rumah sekarang.
Aku tidak tahu pasti, apakah istri ku mencurigai hubungan ku dengan Rafif atau hanya sekedar khawatir kalau aku kurang perhatian darinya.
Tapi yang pasti sekarang istri ku sudah mulai memanjakan lagi, terutama ketika kami melakukan hubungan suami istri.

Aku dan Rafif benar-benar sudah tidak punya kesempatan lagi untuk bisa berduaan. Meski Rafif sering menghubungi ku melalui handphone dan mengajak aku bertemu di penginapan seperti biasa. Namun istri ku tidak membiarkan ku pergi keluar sendirian, kecuali ketika aku pergi kerja.


Dan saat jam kerja pun, aku tidak mungkin bisa bertemu Rafif, karena aku tidak bisa meninggalkan kantor tanpa alasan yang jelas.
Apa lagi, akhir-akhir ini istri ku sering datang ke kantor, walau hanya sekedar mengantarkan makan siang.


Aku pun mulai menjaga jarak dengan Rafif. Aku tahu Rafif kecewa dan marah padaku. Tapi aku juga percaya, kalau Rafif tidak akan mungkin melakukan tindakan bodoh untuk mengungkapkan kekecewaannya padaku, karena biar bagaimana pun aku adalah abang iparnya dan tentu saja keutuhan rumah tangga kami yang akan menjadi taruhannya.

Tapi ternyata dugaanku salah. Rafif jauh lebih nekat dari yang aku perkirakan. Ia akhirnya berani datang ke kantor. Aku cukup terkejut dan sedikit risih, tapi aku mencoba memahami nya. Rafif mengajak ku ngobrol di taman depan kantor.


Rafif disana mengungkapkan semua kekecewaannya terhadap sikap ku akhir-akhir ini kepadanya. Aku hanya diam mendengarkannya.
Setelah puas dengan amarah dan kekesalannya, aku pun mulai memberi pengertian kepada Rafif dan memintanya untuk tidak lagi melanjutkan hubungan kami.
Rafif tidak bisa menerimanya, ia segera pergi dari situ dengan keadaaan masih sangat marah dan kesal.

Aku kembali ke ruang kerja ku dengan masih berharap Rafif mau mengerti dan tidak lagi mengharapkan ku.
Beberapa jam kemudian aku mendapat telpon dari istriku, yang mengabarkan kalau ia sekarang berada di rumah sakit.


Ternyata Rafif mengalami kecelakaan yang sangat parah. Motor yang di kendarai Rafif bertabrakan dengan sebuah mobil.


Menurut keterangan dari istri ku, kondisi Rafif sangat parah dan masih belum sadarkan diri. Dokter masih berusaha menyelamatkannya.
Aku sangat terpukul dan perlahan rasa bersalah merasuki hati ku. Biar bagaimana pun Rafif belum lama pergi dari kantor ku. Dan aku yakin sekali Rafif mengalami kecelakaan karena mengendarai motor dalam keadaan memendam amarahnya kepada ku.

*****

Dengan sedikit terburu-buru aku memacu mobil menuju rumah sakit tempat Rafif di rawat. Pikiran ku menerawang tak menentu.
Ada rasa bersalah tiba-tiba menghampiri hati dan pikiranku.


Sesampainya aku dirumah sakit, aku melihat istri dan mertua ku berada di ruang tunggu dengan wajah penuh kesedihan.
Rafif belum juga sadarkan diri, dokter masih menanganinya di ruang ICU.
Melihat kedatanganku istri dan mertua ku menangis kembali. Air mata mereka sudah tidak bisa di bendung.
Aku merasa terpukul.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dari ruang ICU. Kami pun segera berhambur menuju pintu keluar itu. Dokter mencoba menenangkan kami.
Dokter itu pun mengatakan kalau nyawa Rafif tidak bisa terselamatkan, kecelakaan yang di alami nya sangat parah. Kepala nya terbentur benda keras yang mengakibatkan ia harus kehabisan darah.


Dokter telah berusaha untuk mencoba menyelamatkan Rafif, tapi kondisi nya yang sangat parah sudah tidak bisa tertolong lagi.
Istri dan Ibu mertua ku menangis histeris, ayah mertua ku hanya terdiam terpaku, air mata nya jatuh menetes.
Tak sadar aku pun meneteskan air mata.

Ya, Rafif akhirnya meninggal. Ia pergi dengan membawa amarah dan kekesalannya terhadapku.
Ia pergi dengan meninggalkan rasa bersalah yang begitu besar pada ku.
Rafif pergi dengan meninggalkan sejuta kenangan.


Aku benar-benar semakin terpukul, bukan saja karena Rafif itu adik iparku satu-satu nya. Tapi juga, karena kami pernah punya hubungan spesial.
Hubungan istimewa yang hanya menjadi rahasia kami berdua.
Hubungan yang penuh dosa dan air mata.
Hubungan yang akhirnya harus menjadi penyesalan sepanjang hidupku.
Aku tidak mampu berkata apa-apa lagi. Semau telah terjadi dan itu di luar kendali ku sebagai manusia biasa.

Kini aku mencoba menjalani hidup ku lagi. Mencoba menata hati ku yang sempat hancur karena kesalahan ku sendiri.
Mencoba bersikap biasa saja, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan Rafif.

Aku hanya berharap semoga Rafif bisa memaafkan ku dan semoga ia tenang di alam sana.
Aku mencoba melupakan semua cerita yang pernah terukir antara aku dan adik iparku.
Mencoba menghapusnya dari setiap ingatanku. Walau aku tahu itu tidak mudah dan butuh waktu bertahun-tahun.

Aku pun berharap semoga ke depan nya aku akan jauh lebih berhati-hati dalam melangkah.
Semoga saja aku tidak terjerumus lagi dalam dunia kelam itu.
Semoga saja tidak ada lagi Rafif-rafif lain yang mencoba menggoda ku.
Ya, semoga saja....

Sekian...

Baca kisah sebelumnya :

Adik iparku ternyata seorang gay (Part 1)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Adik Iparku ternyata seorang gay (Part 1)

Aku sudah menikah. Sudah punya anak perempuan, berumur 3 tahun. Usia ku sendiri sudah hampir 31 tahun. Pernikahan ku baik-baik saja, bahkan cukup bahagia. Meski kami masih tinggal satu atap dengan mertua. Karena aku sendiri belum memiliki rumah. Lagi pula, rumah mertua ku cukup besar. Aku tinggal dengan istri, anak dan kedua mertua ku, serta adik ipar laki-laki yang baru berusia 21 tahun.   Aku bekerja di sebuah perusahaan kecil di kota ini, sebagai seorang karyawan swasta. Gaji ku lumayanlah, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil kami. Mertua ku sendiri seorang pedagang yang cukup sukses. Dan istri ku tidak ku perbolehkan bekerja. Cukuplah ia menjaga anak dan mengurus segala keperluan keluarga. Aku seorang laki-laki normal. Aku pernah dengar tentang gay, melalui media-media sosial. Tapi tak pernah terpikir oleh ku, kalau aku akan mengalaminya sendiri. Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa merasakan kenikmatan dengan laki-laki juga? Aku bertanya-tanya sendiri mendengar ka

Cerita gay : Nasib cinta seorang kuli bangunan

Namaku Ken (sebut saja begitu). Sekarang usiaku sudah hampir 30 tahun. Aku akan bercerita tentang pengalamanku, menjalin hubungan dengan sesama jenis. Kisah ini terjadi beberapa tahun silam. Saat itu aku masih berusia 24 tahun. Aku bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan hingga sekarang. Aku kerja ikut mang Rohim, sudah bertahun-tahun. Sudah bertahun-tahun juga, aku meninggalkan kampung halamanku. Orangtuaku hanyalah petani biasa di kampung. Kehidupan kami memang terbilang cukup miskin. Karena itu, aku hanya bisa sekolah hingga SMP. Setelah lulus dari SMP, aku mulai bekerja serabutan di kampung. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mang Rohim, seorang laki-laki paroh baya, yang sudah sangat berpengalaman di bidang pertukangan. Aku ikut mang Rohim merantua ke kota dan ikut bekerja dengannya sebagai kuli bangunan. Sebagai seseorang yang memiliki kehidupan ekonomi yang pas-pasan, aku memang belumm pernah pacaran, sampai saat itu. Apa lagi sejak aku ikut mang Rohim bekerja. Tempat kerja kami y

Iklan google