Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Bersama pak Sekcam

Jadi ceritanya begini... Setahun yang lalu, aku mencoba mendaftarkan diri menjadi seorang PPS di desa tempat aku tinggal. Dan kebetulan aku lulus dengan hasil yang lumayan baik. Dan sejak itu pula, aku resmi dilantik menjadi ketua PPS di desa kami. Sebagai seorang ketua PPS, aku memang jadi sering datang ke kantor camat, untuk beberapa urusan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemilu di kecamatan kami. Karena sering datang ke kantor camat, tanpa sengaja aku pun akhirnya jadi tahu, kalau sekcam di kantor camat tersebut adalah seorang laki-laki yang berwajah cukup tampan. Sejak pertama kali melihatnya, aku mulai menyukainya. Namun selama ini, aku hanya bisa memendam rasa kagum ku tersebut. Karena sebagai seseorang yang berasal dari desa, aku cukup sadar diri. Adalah hal yang sangat mustahil, untuk bisa dekat dengan pak Sekcam yang tampan tersebut, apa lagi sampai bisa memilikinya. Jarak desa kami dengan kecamatan memang cukup jauh, butuh waktu hampir setengah jam naik motor untuk sampai k

Nasib seorang pedagang sayur keliling (part 4)

Sebenarnya aku enggan untuk melanjutkan kisah ini. Bukan apa-apa. Akhirnya dari kisah ini, sungguh membuat aku merasa tidak nyaman. Tapi karena banyaknya, permintaan untuk terus melanjutkan kisah ini, aku dengan sangat terpaksa harus menceritakannya sampai tuntas. Dan beginilah kisah ku ini berlanjut.... **** Beberapa tahun berlalu, aku dan Bima masih terus menjalin hubungan, meski hanya dalam diam. Kini, anak ku pun sudah mulai tumbuh besar. Sudah sebelas tahun usianya sekarang. Ia juga tumbuh menjadi anak yang cerdas. Hubungan ku dan Bima selama ini juga berjalan dengan baik. Kami selalu berusaha untuk saling menjaga cinta kami, dan tetap berhati-hati saat kami menghabiskan waktu berdua. Aku sudah kembali berjualan sayuran seperti biasa. Bima juga terus bekerja di tempatnya bekerja selama ini. Kami juga sama-sama merawat anak ku, dengan baik. Ia tak pernah kekurangan kasih sayang dari kami berdua. Aku merasa bahagia menjalani itu semua. Aku merasa utuh. Aku tidak butuh apa-apa lagi,

Cinta untuk Shapta (part 2)

Waktu terus berlalu, Shapta sudah mulai kuliah sekarang. Dia tetap bisa bekerja paroh waktu di kantor. Terutama karena hal tersebut aku yang memintanya. Aku ingin yang terbaik buat Shapta. Aku ingin ia mendapatkan hidup yang layak. Aku ingin ia merasa terkesan dengan ku. Aku ingin ia dapat merasakan betapa aku sangat menyayanginya. Hingga pada suatu kesempatan, aku sengaja mengajak Shapta berliburan ke sebuah pantai nan indah. Kami menginap di sebuah hotel, tak jauh dari pantai tersebut. Aku sengaja hanya menyewa satu kamar untuk kami berdua, agar aku bisa selalu dekat dengan Shapta. Aku pun mencoba memberanikan diri, untuk mengungkapkan perasaan ku padanya. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan semua itu. Aku terlalu mencintai Shapta. Dan keinginan untuk bisa memilikinya tumbuh semakin besar di dalam hati ku. "aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu, Shapta." ucapku memulai pembicaraan, saat itu kami sedang berada di dalam kamar hotel. "ada apa, pak?" tanya Shapta, &

Cinta untuk Shapta (part 1)

Nama ku Dody. Aku merupakan seorang manager di sebuah perusahaan kecil di kota tempat aku tinggal. Sebuah perusahaan perangkat lunak, yang aku kelola bersama beberapa orang teman. Dulu, aku pernah menikah, saat itu usia ku masih 27 tahun. Aku menikah dengan seorang gadis yang diperkenalkan oleh orangtua ku. Aku menikah bukan karena dasar cinta. Aku menikah hanya untuk mendapatkan sebuah status, dan juga untuk menutupi jati diri ku yang sebenarnya. Sejak SMA, aku sudah menyadari kalau aku ini berbeda. Aku lebih punya ketertarikan pada sosok laki-laki dari pada kepada perempuan. Aku menyadari kalau aku bukanlah seperti kebanyakan laki-laki pada umumnya. Awalnya aku coba menepis hal tersebut. Aku berusaha keras, untuk bisa punya rasa ketertarikan pada perempuan. Aku bahkan beberapa kali mencoba berpacaran dengan perempuan, meski pun aku tidak mencintai mereka. Namun tetap saja, aku lebih suka mengkhayalkan sosok laki-laki dalam hidup ku. Hingga pada akhirnya, aku pun menyerah. Aku tidak l

Adik Tiri ku, kekasih Ku (part 2)

Fikri Semenjak mengenal dan dekat dengan Bayu, adik tiriku itu, sekarang beberapa kebiasaanku berubah. Aku yang dulunya tidak begitu suka membaca, sekarang jadi sering menghabiskan waktu dengan membaca, terutama membaca hasil karya Bayu.   Aku yang dulunya sangat jarang berolahraga, sekarang bahkan aku jadi ikut-ikutan suka fitness bersama Bayu. Dan aku menyukai semua aktivitas baruku itu. Aku memang baru mulai nge-gym, jadi postur tubuhku belum benar-benar terbentuk. "kamu baru nge-gym sebulan, Fik. Tapi hasilnya udah lumayan, loh..." ujar Bayu suatu hari di tempat gym langganan kami. Aku hanya tersenyum mendengar kalimat Bayu barusan. Sejujurnya hatiku memang terasa tersanjung mendengarnya. Tapi aku tetap berusaha bersikap biasa saja. Biar bagaimana pun Bayu belum saatnya tahu, tentang perasaanku padanya. Aku masih belum mau merusak kedekatan kami saat ini. Setahun lebih kami bersama, rasanya semua itu sangat indah bagiku. Bayu bukan hanya sekedar adik tiri bag

Adik Tiri Ku, Kekasih Ku (part 1)

Namaku Fikri. Singkatan dari Taufik Rizal. Ya, aku memang sengaja menyingkatnya. selain biar keren, aku berpikir orang akan lebih mudah mengingatnya. Aku seorang yatim. Ayahku meninggal pada saat aku masih berumur 10 tahun. Dan saat ini, aku sudah berusia 20 tahun. Sudah kuliah. Ibuku akhirnya memutuskan untuk menikah lagi, setelah sepuluh tahun, kepergian ayahku. Ibu menikah dengan seorang duda, yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Namanya om Rahman. Usianya hampir 50 tahun. Om Rahman sudah mempunyai dua orang anak, dari hasil pernikahannya dengan istri pertamanya. Istri pertama om Rahman juga sudah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu. Tentu saja, semua cerita itu, aku ketahui dari Ibu. Aku sebenarnya sangat tidak setuju, Ibu menikah lagi. Aku sangat takut kehilangan kasih sayang dan perhatian dari Ibu.   Tapi Ibu sudah berjanji akan tetap menyayangiku, dan ia juga berusaha keras untuk bisa meyakinkanku. Sampai akhirnya, aku pun luluh dan mengizinkan Ibu untuk menikah.

Iklan google