Bang Jhon mengecup keningku lembut. Aku menyukai kecupan itu. Kecupan yang penuh perasaan. Kecupan yang membuatku selalu merindukannya. Bang Jhon selalu melakukan hal itu, setiap kali ia akan pulang. Dan aku dengan sangat berat hati harus melepaskan ia pulang. Bang Jhon tidak tampan, tidak juga atletis. Tubuhnya kurus, tapi berotot. Terlihat sedikit kekar. Aku menyukainya, dengan segala kelembutannya. Kami sudah hampir setahun berhubungan. Kami saling menyayangi. Meski sebenarnya bang Jhon sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang anak. Tapi bang Jhon selalu punya waktu untukku. Hampir setiap malam ia berkunjung ke rumahku, walau tak pernah sampai menginap. Aku masih ingat waktu pertama kali kami bertemu. Kala itu, aku sedang duduk sendirian di teras depan rumahku. Hujan turun sangat lebat sore itu. Aku hanya termenung menatapi setiap titik rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Pikiranku menerawang jauh. Rumah ini aku beli atas hasil jerih payahku bekerja sebagai karyawan di sebuah
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata