Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Dokter ganteng si pencuri hati (part 1)

Saya tinggal di sebuah daerah, yang boleh dibilang cukup ramai. Karena memang berada di pinggiran sebuah kota besar. Di daerah tempat saya tinggal ini, terdapatlah sebuah rumah sakit. Rumah sakit itu, sebuah rumah sakit swasta, yang tidak terlalu besar, namun cukup ramai di kunjungi. Rumah sakit ini, kita sebut saja namanya rumah sakit amanah. Di rumah sakit ini terdapat beberapa orang dokter dan juga perawat.     Saya tinggal di samping rumah sakit amanah, sudah sejak lama, bahkan sebelum rumah sakit amanah berdiri. Sejak rumah sakit amanah berdiri, ibu saya sengaja membuka kantin di sana. Saya, sebut saja nama saya, Randi, adalah seorang yatim. Ayah saya meninggal, saat saya masih berusia 15 tahun. Saya anak tunggal dan ibu saya sudah tidak pernah menikah lagi, sejak saat ayah saya meninggal. Dia berusaha membesarkan saya dan membiayai sekolah saya sendiri. Sejak buka kantin, kehidupan kami mulai membaik, setidaknya kami selalu punya pemasukan setiap hari. Saya sebelum berangkat k

Nasib cinta seorang therapist (part 5) ending

Menjadi seorang therapist bukanlah sebuah pilihan. Tapi untuk orang seperti saya, yang tidak punya skill apa-apa dan hanya mengandalkan ijazah SD, menjadi tukang pijat adalah pilihan terbaik saat ini. Banyak yang menyarankan saya, untuk berhenti menjadi seorang therapist dan mencoba mencari pekerjaan lain. Aku bukannya tidak berusaha mencari pekerjaan lain, tapi sampai saat ini, belum ada satu pun pekerjaan yang aku dapatkan. Sebenarnya menjadi seorang tukang pijat bukanlah sebuah pekerjaan yang buruk, selama masih dalam batas sekedar memijat orang. Tanpa ada embel-embel pelayanan plus-nya.   Namun image seorang therapist di jaman sekarang, memang terkesan seperti itu. Karena jika tidak, seorang tukang pijat tidak akan mudah mendapatkan pelanggan. Kecuali jika kita punya keahlian khusus dalam dunia pijat, bukan hanya mengandalkan sebuah elusan di tubuh pelanggan. "sudah seminggu kamu belum mendapatkan pelanggan satu pun, Bal.." suara Regen, rekan kerja ku, tiba

Nasib cinta seorang therapist (part 4)

Aku harus memulainya lagi dari awal. Namun kali ini, aku punya kebebasan untuk memilih, siapa yang harus aku beri kesempatan untuk mendapatkan pelayanan plus dariku, dan siapa yang tidak. Sebenarnya jika harus memilih, tidak seorang pun dari pelanggan pijatku yang ingin aku layani, selain pelayanan pijat biasa tanpa embel-embel plus-nya, terutama pelanggan laki-laki. Namun yang aku kadang tak habis pikir, selalu saja orang yang datang untuk pijat itu, kebanyakan laki-laki dan selalu menginginkan pelayanan plus dariku. Kadang kebutuhan hidup yang membuatku terpaksa menerima pelanggan dengan pelayanan plus dariku. Sudah teramat sering aku melakukan hubungan intim dengan banyak laki-laki. Harus aku akui, kalau aku mulai terbiasa dengan hal tersebut. Dan jujur, kadang ada saat aku merindukan hal tersebut. Ada sensasi berbeda yang aku rasakan, ketika aku melakukannya dengan seorang laki-laki. Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Aku pernah gagal menjalin hubungan yan

Nasib cinta seorang therapist (part 3)

Ketidakberuntungan terus mengikuti setiap langkah kakiku. Dan aku mulai lelah dengan hidup ini. Rasa sakit karena harus kehilangan orang yang aku cintai, di tambah lagi, harus tertipu oleh orang yang selama ini aku percayai, membuatku semakin terpuruk. Aku terjebak pada yang namanya kehidupan. Andai aku bisa keluar dari semua itu? Andai aku bisa mengakhiri semuanya? Tapi sekali lagi aku hanya bisa pasrah. Bertahun-tahun berlalu, Sinta bahkan sekarang udah kuliah. Aku memang masih mampu membiayai hidup kami, membayar kontrakan rumah, membayar uang kuliah Sinta dan juga kebutuhan harian kami. Namun hutangku pada mas Donald tak juga kunjung lunas. Hingga suatu saat, aku bertemu om Danang. Seorang laki-laki paroh baya, yang baru saja menjadi pelangganku. Om Danang tidak tampan, tapi tubuhnya gempal berotot. Aku suka melayani om Danang, karena ia sangat pandai membuatku terbuai dengan permainan indahnya. Om Danang melakukan semuanya dengan penuh perasaan, bukan sekedar mengumbar nafsu

Nasib cinta seorang therapist (part 2)

Hari-hari selanjutnya, aku semakin sering mendapatkan pelanggan. Aku juga sudah terbiasa melakukan hal tersebut. Aku selalu mendapat tip yang besar dari setiap pelangganku, terutama yang pelanggan laki-laki. Mereka selalu merasa puas dengan apa yang aku lakukan pada mereka. Kondisi Sinta, adikku, juga semakin membaik. Ia sudah kembali ke rumah kontrakan kami. Meski masih harus melakukan kontrol setiap minggunya. Aku tidak bercerita apapun pada Sinta. Sinta juga tidak berani bertanya padaku. Namun yang pasti, aku sekarang jadi jarang di rumah. Aku lebih sering di tempat kerja. Bahkan aku sering keluar masuk hotel, untuk memenuhi panggilan para pelanggan. Uang yang aku kumpulkan juga sudah cukup banyak. Meski tentu saja, sebagian besarnya, aku gunakan untuk mengansur hutangku pada mas Donald. Seperti yang mas Donald katakan, aku bisa saja melunasi semua hutangku dalam waktu dekat, jika aku bisa membuat para pelanggannya merasa puas. "aku mau kamu berhenti jadi seorang therapi

Iklan google