Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Semua karena ayah tiriku...

Aku seorang yatim. Ayahku meninggal pada saat aku masih berusia 10 tahun, karena mengalami kecelakaan kerja. Ayahku bekerja sebagai seorang buruh pabrik. Saat itu, aku belum merasa kehilangan. Aku hanya menganggap kepergian ayah, hanyalah sesuatu yang biasa. Namun beriring bertambahnya usiaku, perlahan rasa kehilangan itu mulai menyelinap. Apa lagi melihat ibuku, yang harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup kami, dan juga untuk membiayai sekolahku. Ibuku seorang penjahit biasa, yang penghasilannya hanya pas-pasan. Terkadang ibu harus berhutang di warung, hanya untuk agar kami dapat makan. Ditambah lagi sampai saat itu, kami masih tinggal di rumah kontrakan. Kadang yang punya kontrakan sering datang, untuk menagih, karena ibu yang selalu terlambat membayar. Aku merasa kasihan melihat ibu. Namun pada usiaku yang masih remaja saat itu, aku tak bisa berbuat banyak. Pernah pada suatu ketika, aku menyarankan ibu untuk menikah lagi, namun ibu spontan menolak. "Ibu akan meni

Romantisme dua sahabat

RINO Aku punya seorang teman. Lebih tepatnya, sih, sahabat. Aku biasa memanggilnya Ben. Aku dan Ben sudah berteman sejak awal-awal kami masuk SMA. Sekarang kamu sudah kuliah semester empat. Kami kuliah di kampus dan fakultas yang sama. Ben orangnya baik, perhatian dan juga kami punya hobi yang sama. Makanan favorit kami juga sama. Kami memang punya banyak kesamaan. Mungkin karena itu juga, kami menjadi sangat akrab. Ben selalu ada kapanpun aku membutuhkannya. Dia rela meluangkan waktunya berhari-hari, hanya untuk menemaniku dan juga menghiburku dikala aku sedang galau. Aku memang sering galau, terutama soal cewek. Aku sudah teramat sering dikhianati dan diselingkuhi cewek. Dan Ben selalu ada untuk menghiburku. Selain baik, Ben juga punya tampang yang lumayan, loh. Badannya juga bagus. Atletis. Namun yang selalu menjadi tanda tanya bagiku, aku belum pernah mendengar atau pun melihat Ben pacaran. Padahal Ben orangnya sangat menarik dan banyak juga cewek yang suka sama dia. Tapi Ben meman

penjual gorengan

Aku duduk di ruang tunggu rumah sakit yang mulai sepi, sambil terus berpikir apa yang harus aku lakukan saat ini. Sampai sebuah suara mengagetkanku, "siapa yang sakit?" suara itu terdengar berat di telingaku. Aku menoleh kearah suara tersebut, seorang laki-laki tua tersenyum tipis menatapku. Laki-laki itu kuperkirakan sudah berusia kurang lebih hampir 50 tahun. Aku membalas senyum lelaki itu, sambil beruca, "Ibuku..." suaraku pelan. "oh..." balas laki-laki itu, "sakit apa?" lanjutnya bertanya lagi. Aku pun dengan sedikit berat menceritakan tentang penyakit Ibu. Tentu saja aku belum berani menceritakan tentang kesulitan yang sedang aku alami. "oh, ya. Saya Aryo, panggil saja om Aryo..." ucap laki-laki itu lagi, setelah kami terdiam beberapa saat. "saya Diko, om..." jawabku sambil menjabat tangan om Aryo. "kamu kuliah, kerja atau ..." "saya masih kuliah, om..." jawabku cepat. Sikap om Aryo yang cukup ramah,

Cerita gay : Adik tiriku (bukan) kekasihku...

Namaku Fikri. Singkatan dari Taufik Rizal. Ya, aku memang sengaja menyingkatnya. selain biar keren, aku berpikir orang akan lebih mudah mengingatnya. Aku seorang yatim. Ayahku meninggal pada saat aku masih berumur 10 tahun. Dan saat ini, aku sudah berusia 20 tahun. Sudah kuliah. Ibuku akhirnya memutuskan untuk menikah lagi, setelah sepuluh tahun, kepergian ayahku. Ibu menikah dengan seorang duda, yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Namanya om Rahman. Usianya hampir 50 tahun. Om Rahman sudah mempunyai dua orang anak, dari hasil pernikahannya dengan istri pertamanya. Istri pertama om Rahman juga sudah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu. Tentu saja, semua cerita itu, aku ketahui dari Ibu. Aku sebenarnya sangat tidak setuju, Ibu menikah lagi. Aku sangat takut kehilangan kasih sayang dan perhatian dari Ibu. Tapi Ibu sudah berjanji akan tetap menyayangiku, dan ia juga berusaha keras untuk bisa meyakinkanku. Sampai akhirnya, aku pun luluh dan mengizinkan Ibu untuk menikah. Setelah men

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Cerita gay : Merajut cinta sang dokter ganteng

Saya tinggal di sebuah daerah, yang boleh dibilang cukup ramai. Karena memang berada di pinggiran sebuah kota besar. Di daerah tempat saya tinggal ini, terdapatlah sebuah rumah sakit. Rumah sakit itu, sebuah rumah sakit swasta, yang tidak terlalu besar, namun cukup ramai di kunjungi. Rumah sakit ini, kita sebut saja namanya rumah sakit amanah. Di rumah sakit ini terdapat beberapa orang dokter dan juga perawat. Saya tinggal di samping rumah sakit amanah, sudah sejak lama, bahkan sebelum rumah sakit amanah berdiri. Sejak rumah sakit amanah berdiri, ibu saya sengaja membuka kantin di sana.   Saya, sebut saja nama saya, Randi, adalah seorang yatim. Ayah saya meninggal, saat saya masih berusia 15 tahun. Saya anak tunggal dan ibu saya sudah tidak pernah menikah lagi, sejak saat ayah saya meninggal. Dia berusaha membesarkan saya dan membiayai sekolah saya sendiri. Sejak buka kantin, kehidupan kami mulai membaik, setidaknya kami selalu punya pemasukan setiap hari. Saya sebelum berangkat kuliah

Iklan google