Langsung ke konten utama

Postingan

Adsense

Muridku ganteng, muridku sayang.

Sebagai seorang guru, aku memang di tuntut untuk bisa menjadi contoh bagi orang lain, terutama bagi murid-murid ku. Aku di tuntut menjadi seseorang yang hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Dan tentu saja, tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Karena aku hanya manusia biasa. Namun terlepas dari itu semua. Aku juga punya kehidupan pribadi. Aku juga harus menjalani kehidupan pribadi ku sebagai seorang manusia biasa. Aku menjadi seorang guru sudah hampir tiga tahun lamanya, setidaknya sejak aku lulus kuliah. Aku memang kuliah jurusan pendidikan, karena sejak dulu aku memang bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Karena itulah, setelah mendapat gelar S1 ku, aku pun mengirim lamaran ke beberapa sekolah sesuai dengan jurusan kuliah ku. Hingga akhirnya aku di terima di sebuah sekolah menengah atas, sebagai seorang guru olahraga. Tentu saja aku masih seorang guru honorer, dengan gaji yang pas-pasan. Aku kost di sebuah rumah kost, tak jauh dari sekolah tempat aku mengajar. Setidaknya

Mertua ku tampan, mertua ku sayang ...

"Jay belum mau menikah sekarang, Ma. Mama jangan paksa Jay, dong." ucapku akhirnya, setelah untuk beberapa saat aku terdiam. "ada beberapa alasan kenapa mama ingin kamu segera menikah, Jay." ucap mama pelan, "yang pertama, kamu sekarang sudah 32 tahun loh, Jay. Dan kamu belum pernah sekali pun memperkenalkan seorang perempuan kepada mama." lanjut mama. "yang kedua, mama ini sudah cukup tua, Jay. Dan mama ingin segera menimang cucu. Yang ketiga, kamu anak mama satu-satunya, Jay. Kalau bukan dari kamu, mama harus minta cucu sama siapa lagi.." mama melanjutkan ucapannya. Aku terdiam kembali. Mama benar. Semua yang dikatakan mama barusan tidak bisa aku pungkiri sama sekali. Semuanya benar. "tapi gak harus dijodohkan juga kan, Ma. Aku masih bisa kok, cari pasangan ku sendiri.." balasku akhirnya. "tapi nyatanya hingga saat ini, kamu masih jomblo, Jay. Dan mama sudah tidak kuat lagi menahan ocehan orang-orang tentang kamu yang belum juga

Semua karena si Rentenir...

Malam sudah menunjukan pukul sebelas. Mata ku masih enggan terpejam. Pikiran ku masih terus mengingat kejadian-kejadian menyakitkan yang menimpa hidupku akhir-akhir ini. Berawal dari ayah ku yang harus masuk rumah sakit, karena serangan jantung. Dan seminggu kemudian ayahku pun meninggal dunia. Kematian ayah sebenarnya sudah cukup membuat aku berduka. Di tambah pula, selama ayah di rawat di rumah sakit, ibu ku harus meminjam uang kepada rentenir, untuk biaya berobat ayah. Kini hutang itu harus segera kami lunasi. Sementara kami sudah tidak punya uang lagi. Ibu ku hanya seorang pedagang sayur keliling, yang pendapatannya tidak seberapa. Dulu, semasih hidup, ayah ku hanya serang buruh bangunan. Kehidupan kami secara ekonomi sejak dulu memang hanya pas-pasan. Kedua adik-adik ku masih kecil-kecil dan masih butuh biaya banyak untuk sekolah mereka. Sementara aku baru saja lulus SMA sekitar enam bulan yang lalu. Aku tidak bisa kuliah, karena mengingat keadaan ekonomi keluarga kami yang tidak

Iklan google