Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Adsense

Cinta untuk sang personal trainer part 2

Sudah hampir enam bulan aku dan Boby menjalin hubungan asmara. Rasanya aku merasa sangat bahagia. Hari-hari yang aku lalui jadi penuh makna. Aku jadi punya tujuan. Hampir setiap hari, aku selalu meluangkan waktu untuk bertemu dan ngobrol bersama Boby. "aku punya tawaran buat kamu, Bob.." ucapku suatu malam, saat untuk kesekian kalinya kami bertemu lagi di rumah ku. "tawaran apa, bang?" tanya Boby terdengar sedikit manja. "aku ingin kamu tinggal bersama ku di sini. Di rumah ini. Jadi kamu gak perlu lagi nge-kost." jelasku pelan. "abang yakin, mau ajak aku tinggal bersama di sini?" Boby membalas dengan sedikit bertanya. "iya, Bob. Abang yakin.." balas ku serius. "tapi.. saya orangnya susah ngontrol diri. Takutnya nanti abang malah kewalahan mel4-y*ani saya, karena saya tidak peduli waktu, kalau lagi 'pengen'.. he..he..." ucap Boby, dengan nada sedikit bercanda. "itu lah yang saya ingin kan, Bob. Jadi kalau kita lagi

Cinta untuk sang Personal Trainer

Kisah ini berawal sejak aku bertemu Boby, seorang cowok tampan yang punya tubuh atletis. Dia adalah mentor ku di sebuah tempat fitness langganan ku. Boby adalah karyawan baru di tempat gym tersebut. Ia bekerja di sana baru sekitar tiga bulan waktu itu. Boby masih cukup muda, masih sekira 23 tahun usia nya. Dari yang aku tahu, Boby masih lajang. Dan ia tinggal sendirian di kota ini. "saya kost dekat-dekat sini kok, bang.." terang Boby waktu itu, ketika ia ku tanya dimana ia tinggal. Dari perkenalan ku dengan Boby, aku jadi sering punya fantasi tentangnya. Selain karena wajahnya yang tampan, dan postur tubuhnya yang gagah. Boby juga sangat ramah, dan sedikit humoris. Aku dan Boby jadi cepat akrab dan dekat. Karena selain kami punya hoby yang sama, kami juga punya selera humor yang sama. Aku sendiri adalah seorang laki-laki lajang, yang sudah berusia 30 tahun saat ini. Aku bekerja sebagai seorang manager di sebuah restoran di kota ini. Sudah lebih dari lima tahun aku bekerja di

Indahnya mendua

"aku sangat mencintai kamu, Zul..." ucapku pelan, sambil ku genggam jari jemari Zul dengan erat. Zul membalas genggaman ku, "aku juga sangat mencintai kamu, Bas.. Tapi..." Zul seperti sengaj menggantung kalimat nya. Ia kemudian terlihat menghela napas berat. "kamu kan tahu, Bas. Kalau aku sudah punya istri dan anak. Bahkan saat kita memulai semua ini, kamu juga sudah tahu kalau waktu itu aku sudah menikah. Dan semestinya kamu sudah tahu, konsekuensi dari hubungan kita ini.." ucap Zul lagi. "aku tidak bisa selalu bersama kamu, Bas. Prioritas ku tetap keluarga ku. Aku harap kamu bisa mengerti hal itu.." Zul melanjutkan ucapannya, seakan ingin aku benar-benar mengerti. "iya... Zul... Aku ngerti, tapi... ini cuma tiga hari, loh. Masa' sih, kamu gak mau meluangkan waktu untuk ku?" balasku akhirnya. "istri ku pasti akan curiga, Bas. Dan aku tidak mau mengambil resiko itu. Lagi pula apa salahnya sih, kamu pergi sendirian atau bareng t

Bersama Mahasiswa KKN

Nama ku Ali Saputra, biasa di panggil mas Ali. Saat ini aku sudah berusia 40 tahun lebih. Aku sudah menikah dan juga sudah punya dua orang anak. Anak pertama ku perempuan, sekarang sudah duduk di kelas 6 SD, sedangkan anak bungsu ku, laki-laki, sudah duduk di kelas 2 SD. Rumah tangga ku sebenarnya baik-baik saja. Aku, istri ku dan anak-anak ku, hidup cukup bahagia. Kehidupan kami secara ekonomi juga cukup mapan. Aku bekerja sebagai salah seorang guru, di sebuah SMP yang ada di desa tempat aku dan keluarga ku tinggal. Sedangkan istri ku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Selain itu, kami juga punya beberapa hektar kebun sawit, yang kami kelola sendiri. Aku bekerja sebagai seorang guru sudah bertahun-tahun, bahkan jauh sebelum aku dan istri ku menikah. Sejak lulus kuliah, orang tua ku memang tidak memperbolehkan aku untuk bekerja di luar desa kami. Karena itulah, aku pun memutuskan untuk melamar pekerjaan di SMP yang ada di desa kami tersebut. Orang tua ku juga mewariskan b

Cinta untuk sang kurir tampan (part 3)

Sejak saat itu, aku dan Krisna pun resmi menjalin hubungan asmara. Meski pun aku tahu, Krisna menerima cinta ku, hanya karena terpaksa. Hanya karena ia merasa berhutang budi padaku. Tapi aku tidak peduli, yang penting aku bisa memilikinya sebagai seorang kekasih. Aku tahu, aku salah. Karena telah memanfaatkan kekurangan Krisna. Seharusnya aku membantunya tulus, tanpa mengharap apa pun darinya. Namun sebagai manusia biasa, aku juga tidak bisa menahan keinginan ku untuk bisa memiliki Krisna. Aku bukan orang suci, yang bisa menahan segala godaan itu. Dan karena aku punya kesempatan untuk bisa memiliki Krisna, kenapa tidak?! Aku juga tahu, kalau Krisna sebenarnya tidak punya perasaan apa-apa padaku. Ia hanya sekedar menghargai apa yang telah aku lakukan untuknya. Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan tetap berjuang, agar aku benar-benar bisa menaklukan hati Krisna. Sejak berpacaran dengan Krisna, aku pun semakin penuh perhatian padanya. Aku juga jadi sering memberi Krisna hadi

Cinta untuk sang kurir tampan (part 2)

Aku cukup heran, ketika Krisna tiba-tiba muncul di rumah ku suatu malam. Karena selain sudah cukup larut, aku juga tidak merasa tidak sedang menunggu paket darinya. "maaf ya, bang Abe, saya ganggu abang malam-malam gini.." ucap Krisna memulai pembicaraan, ketika akhirnya ia aku persilahkan masuk. Kami duduk di sofa ruang tamu rumah ku, setelah aku juga menyuguhkan segelas minuman dan beberapa makanan ringan di atas meja. "saya sih gak apa-apa, Kris. Hanya saja, saya sedikit heran, kenapa kamu malam-malam datang kesini? Ada apa?" balas akhirnya dengan sedikit bertanya. "saya cuma mau ngucapin terima kasih sama bang Abe. Operasi Bapak berjalan dengan lancar, dan sekarang beliau udah mendingan. Itu semua berkat bang Abe. Kalau saja Bapak tidak segera di operasi, mungkin kondisi beliau akan semakin parah.." jelas Krisna pelan. "ah.. kamu jangan berlebihan seperti itu, Kris. Biasa aja, kok. Karena saya merasa mampu, makanya saya bantu. Dan kamu gak perlu m

Cinta untuk sang Kurir tampan

Zaman digitalisasi benar-benar telah merubah kebiasaan orang-orang, terutama diri ku. Salah satu kebiasaan ku yang paling aku rasakan berubah adalah, cara aku berbelanja. Sebagai seseorang yang punya hobi shoping, saya memang tidak bisa meninggalkan kebiasaan ku tersebut, meski pun zaman sudah berubah, dan aku tidak lagi muda. Saat ini, aku sudah berusia 35 tahun lebih. Aku juga sudah bekerja di sebuah instansi pemerintah. Secara ekonomi kehidupan ku juga sudah cukup mapan. Namun sampai saat ini, aku masih hidup sendiri. Aku belum punya istri, apa lagi punya anak. Aku sudah punya rumah sendiri. Rumah yang aku beli atas hasil jerih payah ku sendiri. Rumah yang sudah aku tempati hampir lima tahun belakangan ini. Sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Namun cukup luas untuk aku tinggali sendiri. Aku anak bungsu dari empat bersaudara. Semua kakak-kakak ku sudah menikah dan juga sudah punya anak. Mereka juga sudah punya kehidupan sendiri. Sementara kedua orangtua ku sudah lama meninggal, su

Iklan google