Raka melangkah pelan, menuju rumah kost yang ada di gang itu. Ini
pertama kalinya ia janji kencan dengan pacarnya. Namanya Dewa, teman
satu kampusnya. Mereka jadian belum sampai seminggu, meski mereka sudah
kenal sejak hari pertama kuliah. Sekarang mereka sudah semester tiga.
Dewa adalah pacar pertama Raka. Karena sebelumnya Raka memang belum
pernah pacaran, apalagi pacaran dengan sesama laki-laki.
Raka mengetuk pintu kamar itu. Pintu kamar kost Dewa yang terletak
paling sudut. Pintu terbuka, Dewa sudah berdiri didepan pintu, dengan
hanya memakai pakaian tidur. Namun Dewa masih terlihat sangat tampan malam itu, Raka
takjub, karena biasanya ia hanya melihat Dewa memakai kemeja dan jeans.
Tapi kali ini, Dewa memakai baju tidur tipis yang transparan, sehingga tubuhnya yang berotot itu terlihat jelas. Dan celana dalam Dewa juga terlihat jelas.
Bagi Dewa, Raka bukan pacar pertamanya. Ia sudah pernah beberapa kali pacaran, bahkan sejak ia SMA. Dewa menyukai Raka yang apa adanya, dan juga tampan. Di kampus, Raka cukup disukai para cewek, karena selain tampan dan cerdas, Raka juga memiliki tubuh yang atletis. Meski Dewa tahu, Raka belum pernah pacaran, karena Raka sendiri baru menyadari kalau dia penyuka sesama jenis, setelah ia mulai kuliah. Begitu cerita Raka padanya.
Bagi Dewa, Raka bukan pacar pertamanya. Ia sudah pernah beberapa kali pacaran, bahkan sejak ia SMA. Dewa menyukai Raka yang apa adanya, dan juga tampan. Di kampus, Raka cukup disukai para cewek, karena selain tampan dan cerdas, Raka juga memiliki tubuh yang atletis. Meski Dewa tahu, Raka belum pernah pacaran, karena Raka sendiri baru menyadari kalau dia penyuka sesama jenis, setelah ia mulai kuliah. Begitu cerita Raka padanya.
"hai.." sapa Raka, setelah lama mereka saling pandang. Dewa terkesiap dari lamunannya, lama ia menatap wajah tampan milik Raka. Raka terlihat sangat keren malam itu. Meski hanya memakai kaos oblong dan celana jeans, yang membuat tubuh kekarnya yang berotot terlihat gagah.
Dewa tersenyum manis, "ya. silahkan masuk, Ka.." jawabnya akhirnya.
Raka sedikit ragu. Karena sejujurnya ini pertama kalinya ia berkencan dengan sesama laki-laki. Tapi sepertinya Dewa sudah terbiasa dengan hal ini. Ia tahu seperti apa Dewa. Pria tampan yang cukup berpengalaman di dunia pelangi. Ia juga tahu, kalau Dewa sudah sering gonta-ganti pasangan. Tapi Raka tak peduli, ia sangat mengagumi sosok Dewa. Di matanya Dewa sangat tampan dan gagah.
Akhirnya Raka masuk. Dewa segera menutup dan mengunci kamar kost itu. Raka duduk di sisi ranjang kamar kost itu. Jantungnya berdegup tak karuan. Dewa berdiri didepannya dengan senyum sumringah, lalu kemudian duduk di samping Raka. Raka semakin gugup, detak jantungnya semakin kencang. Jujur, ini pertama kalinya ia berada dalam satu ruangan tertutup, seperti sekarang ini, dengan laki-laki sesama penyuka sesama jenis.
Dewa terlihat rileks, "mau minum?" tanya nya, sambil menatap Raka. "tapi cuma ada air putih.." lanjutnya. Raka tersenyum, "ya. boleh.." jawabnya dengan sedikit gugup.
Dewa berdiri melangkah menuju meja dan menuangkan segelas air putih. Raka menerima air itu dan mulai meneguknya perlahan.
Kamar kost itu cukup luas, ada kamar mandi di dalam, sebuah lemari baju, ranjang dan ada dapur kecil disamping kamar mandi.
Raka menghabiskan segelas air itu, kemudian menyerahkan gelas itu kembali kepada Dewa yang masih berdiri. Raka merasa sedikit tenang dan mulai bisa menguasai suasan hatinya yang tak karuan. Dewa duduk kembali disampingnya. Kali ini lebih dekat, hingga lengannya yang berotot dan terbuka itu bersentuhan dengan tangan kekar milik Raka.
Raka sedikit bergetar merasakan hal itu, tapi ia membiarkannya.
"kamu terlihat tampan sekali malam ini.." Raka akhirnya berkata, memecah
kesunyian, setelah cukup lama mereka terdiam. Dewa tahu, Raka orang yang
pendiam. Di kampus ia tak terlalu banyak bicara. Dewa tersenyum, mendengar pujian itu. Meski itu bukan pertama kali ia mendengar
hal itu, tapi tetap saja ia tersanjung, karena ia tahu, Raka tulus
mengungkapkannya. Tidak seperti kebanyakan cowok-cowok penyuka sesama jenis yang ia kenal
sebelumnya, yang cuma memuji untuk maksud tertentu.
"kamu juga terlihat keren malam ini.." balas Dewa memuji Raka jujur. Raka tersenyum dan menatap wajah Dewa lama. Dewa membalas tatapan itu lalu kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Raka.
Raka kembali gugup, jantungnya berdebar kencang.
"kamu juga terlihat keren malam ini.." balas Dewa memuji Raka jujur. Raka tersenyum dan menatap wajah Dewa lama. Dewa membalas tatapan itu lalu kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Raka.
Raka kembali gugup, jantungnya berdebar kencang.
Malam itu untuk pertama kalinya Raka merasakan kehidupan gay-nya. Ia tak pernah menduga jika semuanya terasa begitu indah.
Sejak malam itu mereka jadi sering bertemu dan semakin mesra. Hubungan asmara mereka terjalin dengan indah ddan penuh warna. Raka selalu berusaha membuat Dewa bahagia. Dia tak ingin kehilangan Dewa. Baginya Dewa adalah cinta sekaligus pacar pertamanya.
Dan Dewa sendiri sudah tidak lagi suka bergonta-ganti pasanagan. Bagi Dewa kehadiran Raka sudah cukup membuatnya bahagia. Ia tidak ingin mengulang kesalahan di masa lalunya yang suram. Ia mencoba untuk tetap setia kepada Raka yang baik.
bersambung...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih