Dewa terlihat menarik napas dalam, kemudian ia hempaskan dengan berat. Seperti ada beban yang ingin ia lepaskan. Aku masih menatapnya dengan rasa tak percaya. "aku tahu ini berat bagi kamu, Roy. Tapi aku memang harus pergi. Dan asal kamu tahu, ini juga tidak mudah bagi ku..." suara Dewa terdengar serak. "tapi apa tidak ada cara lain, Wa? Apa hanya itu satu-satunya cara?" tanya ku bergetar. "permintaan orangtua ku sudah bulat, Roy. Dan jika aku tidak memenuhinya, mereka pasti akan sangat kecewa." jelas Dewa kemudian. "bukan itu maksud ku, Dewa. Aku tidak masalah jika kamu memang harus kuliah ke Jerman, atau kemana pun. Tapi kenapa kamu harus mengakhiri hubungan kita, hanya karena kita akan terpisah oleh jarak dan waktu? Padahal semua itu tidak akan mengubah perasaan ku padamu.." kali ini aku berucap sambil sedikit tertunduk. Hati ku mulai meragu. Aku dan Dewa memang sudah menjalin hubungan asmara lebih dari dua tahun. Sejak kami duduk di kelas dua
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata