Kisah ini berawal, ketika aku mulai bekerja dengan seorang pengusaha muda yang kaya raya.
Aku bekerja sebagai sopir pribadinya, waktu itu, sudah hampir sebulan.
Setiap pagi aku mengantarkan si pengusaha ke kantornya, lalu aku diperbolehkan pulang kerumahnya, karena istrinya kadang-kadang membutuhkan aku untuk mengantarkannya belanja ataupun pergi arisan.
Mereka memang belum memiliki anak. Meski pun mereka sudah menikah hampir lima tahun.
Aku sering mengantar sang istri belanja atau pun arisan.
Awalnya semula semua berjalan biasa saja. Sampai suatu ketika, aku diminta oleh sang istri mengantarnya bertemu temannya di sebuah cafe. Aku disuruh menunggunya, karena urusannya hanya sebentar, katanya.
Sepulang dari situ, ia tidak langsung mengajakku pulang, tapi justru ia mengajakku singgah di sebuah hotel.
Tapi rupanya sang istri justru mengajakku masuk ke dalam hotel tersebut.
Dan dugaanku benar, sang istri memintaku untuk melakukan hal tersebut dengannya.
Dengan sangat terpaksa, aku pun memenuhi keinginan sang istri.
baca juga :
Cerita gay : tukang panen yang kekar
Harus aku akui, kalau sang istri memang memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang seksi.
Sesuai perjanjian, aku pun diberinya uang yang cukup banyak. Dan ia memintaku untuk bisa memenuhi keinginannya kapan pun ia mau, dan ia akan memberiku uang setiap kali ia menginginkan hal tersebut.
Aku mengangguk setuju. Bukan hanya karena aku diberi uang, tapi juga aku sangat menikmati hal tersebut.
waktu terus bergulir, aku menjalani aktivitasku seperti biasa. Sampai beberapa hari kemudian, sang istri kembali mengajakku di sebuah hotel yang berbeda.
Kami pulang, ketika akhirnya si pengusaha menelponku untuk minta di jemput ke kantor.
Saat diperjalanan pulang, si pengusaha mengatakan, kalau ia lusa akan mengajakku ikut melihat salah satu proyeknya di luar daerah.
Biasanya si pengusaha pergi keluar daerah sendirian naik pesawat.
Sampai hari keberangkatan, kami pun pergi dengan memakai mobil. Kami berangkat pagi dan sampai kira-kira jam 3 sore.
Sesampainya disana, kami langsung menuju sebuah hotel untuk menginap beberapa malam disana.
Aku cukup heran, karena si pengusaha hanya memesan satu kamar. Aku kira, ia akan menyuruhku tidur di mobil atau di tempat lain.
Tapi ternyata, ia memintaku tidur di kamar yang sama dengannya.
Malam itu, setelah selesai mandi dan makan malam kami masih berada di kamar.
Karena sedikit sungkan, aku hanya duduk di kursi dalam kamar hotel tersebut, dan berencana untuk tidur di kursi itu.
Tapi tak lama kemudian, si pengusaha memintaku, untuk duduk dekatnya di atas ranjang.
Si pengusaha berkata, kalau ia ingin menceritakan sesuatu kepadaku.
Aku hanya diam mendengarkan ceritanya, sambil terus menyimak dengan serius. Aku jadi tahu sekarang, kenapa sang istri begitu mudah berselingkuh denganku.
Kehidupan sang istri memang mewah, bergelimang harta, tapi sebenarnya sang istri sangat kesepian.
Setelah bercerita tentang rumah tangganya yang rumit. Si pengusaha, mulai menceritakan siapa dia sebenarnya.
Sebenarnya aku cukup kaget mendengar ceritanya, begitu juga tentang kejujurannya padaku malam itu. Padahal ia baru beberapa bulan mengenalku.
Ia juga mengatakan, bahwa selama ia menikah, ia masih sering melakukan hal tersebut dengan sesama laki-laki. Ia membayar laki-laki panggilan, untuk bisa memenuhi keinginannya.
Sampai akhirnya ia berkata, kalau sebenarnya ia sangat tertarik padaku, sejak awal aku mulai bekerja dengannya. Dan ia pun mengakui, kalau ia menerimaku bekerja dengannya adalah karena menurutnya aku lelaki yang sangat tampan dan juga kekar.
Aku mulai merasa tidak enak. Pikiranku pun menerawang. Aku sedikit gelisah.
Namun si pengusaha masih terus bercerita.
Dan malam itu, ia memintaku untuk melakukan hal tersebut dengannya. Ia bersedia membayar sangat mahal, agar aku mau melakukannya.
Aku termenung cukup lama, memikirkan tawarannya. Disatu sisi, aku adalah lelaki normal yang hanya menyukai perempuan. Namun di sisi lain, uang yang ditawarkannya cukup banyak.
Dan lagi pula, jika seandainya aku menolak, sudah pasti aku akan kehilangan pekerjaanku.
Aku masih terdiam. Tapi si pengusaha rupanya sudah mulai beraksi.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, meski awlnya aku merasa sangat geli dan sedikit jijik.
Namun lama-kelamaan, aku mulai menikmati hal tersebut.
Esoknya kami pun pergi melihat proyek si pengusaha yang berada tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap.
Malam berikutnya, kami masih menginap di hotel. Dan si pengusaha meminta aku untuk mengulanginya lagi malam itu.
Dan si pengusaha, memberi aku uang yang sangat banyak.
Esoknya kami pun pulang, karena urusan si pengusaha sudah selesai di sana.
Diperjalanan, si pengusaha meminta aku untuk selalu menemaninya setiap kali ia ada kegiatan di luar daerah.
Dan ia sangat menginginkannya.
Hari-hari pun berlalu, aku tetap beraktivitas seperti biasa. Mengantar si pengusaha ke kantor, mengantar sang istri belanja atau arisan dan menjemput si pengusaha lagi sore harinya.
Mungkin yang berbeda hanyalah, kalau biasanya aku hanya mengantar sang istri belanja, sekarang akan ada saatnya sang istri mengajakku mampir sebentar di hotel. Dan memenuhi keinginannya. Aku pun mendapatkan sejumlah uang.
Sekarang kalau si pengusaha pergi ke luar daerah, aku akan selalu dimintanya untuk ikut. Kami menginap di hotel, dan selalu melakukan hal tersebut. Aku pun mendapatkan imbalan berupa uang.
Aku merasa sangat beruntung sekarang. Aku mendapatkan keuntungan dari sang istri dan juga keuntungan lain dari si pengusaha.
Serta tentu saja mendapatkan sejumlah uang dari mereka berdua
Ya, begitulah kehidupanku saat ini.
Aku sedikit kaget, karena sang istri yakin, kalau anak yang ia kandung, adalah anakku.
Katanya, ia sangat jarang berhubungan dengan si pengusaha. Lagi pula katanya, si pengusaha tidak mungkin bisa membuatnya hamil.
Sebenarnya aku juga percaya, kalau sang istri memang mengandung anakku. Apa lagi beberapa hari yang lalu, si pengusaha juga bercerita padaku, kalau ia curiga dengan sang istri. Ia curiga kalau sang istri sedang selingkuh dengan pria lain. Ia juga sudah tahu, kalau sang istri hamil bukan karena dia, tapi karena selingkuhannya.
Namun ia tidak begitu peduli dengan semua itu, si pengusaha justru senang istrinya akhirnya hamil, meski bukan anaknya. Karena itu akan membuat orang tuanya bahagia.
Lagi pula si pengusaha, sangat menikmati hubungan kami.
Jadi saat itu, posisiku masih sangat aman. Aku tidak harus bertanggungjawab atas kehamilan sang istri saat ini. Dan aku masih bisa mendapatkan keuntungan serta uang dari mereka berdua.
Sungguh sebuah kehidupan yang luar biasa, bagiku saat itu.
Namun kehidupan yang bergelimang harta dan dosa itu tidak berlangsung lama.
Aku dan sang istri semakin jarang bertemu, apa lagi semenjak kehamilannya yang kian membesar hingga ia melahirkan anak pertamanya.
Sementara aku dan si pengusaha masih terus berhubungan, apa lagi semenjak istrinya hamil, si pengusaha semakin sering mengajakku ke luar kota.
Karena terlalu sering ke luar kota bersama, membuat sang istri menjadi curiga. Ternyata sang istri sengaja menyuruh seseorang untuk memata-matai kami.
Hingga akhirnya hubungan kami pun diketahui oleh sang istri. Dan saat itu juga, sang istri pun mengungkapkan kepada si pengusaha, bahwa aku adalah ayah dari anak yang ia lahirkan.
Tentu saja hal ini membuat si pengusaha marah besar. Ia memecat dan mengusir saya dari rumahnya.
Dalam keadaan penuh ketakukan, saya pun meninggalkan rumah si pengusaha tersebut.
Namun saya yakin, si pengusaha tidak akan berani berbuat macam-macam. Biar bagaimana pun, hubungannya denganku selama ini, adalah sesuatu yang harus selalu ia tutupi.
Saya tidak tahu, apa yang dilakukan si pengusaha terhadap sang istri. Mungkin saja ia juga menceraikan sang istri. Tapi saya sudah tidak peduli lagi dengan kehidupan mereka.
Semua mereka yang memulai. Saya hanya mencoba menuruti keinginan mereka selama ini. Walau akhirnya saya harus terjebak dalam hidup yang penuh dengan gelimang dosa.
Kini saya sadar, apapun alasannya, saya telah melakukan kesalahan. Sebuah kesalahan besar yang memberikan banyak pelajaran bagi saya ke depannya, agar lebih berhati-hati lagi dan tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat saja.
Semua kisah itu menjadi pengalaman yang berharga dalam hidupku. Bahwa kesenangan sesaat tidak akan membawa kita kemana-mana, kecuali kepada kehancuran.
Setidaknya saya pernah mempunyai hubungan dengan sepasang suami istri.
Dan saat ini, aku akan menata hidupku kembali. Memullainya lagi dari awal. Semoga saja, aku tidak akan pernah terjebak lagi dalam hubungan cinta terlarang.
Sekian ...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih