Langsung ke konten utama

Adsense

Kisahku: terpaksa menjadi gay demi uang

Ini adalah kisahku. Kisah tentang hubunganku dengan sepasang suami istri.
Saat itu aku masih berumur 23 tahun.

Kisah ini berawal, ketika aku mulai bekerja dengan seorang pengusaha muda yang kaya raya.
Aku bekerja sebagai sopir pribadinya, waktu itu, sudah hampir sebulan.
Setiap pagi aku mengantarkan si pengusaha ke kantornya, lalu aku diperbolehkan pulang kerumahnya, karena istrinya kadang-kadang membutuhkan aku untuk mengantarkannya belanja ataupun pergi arisan.

Mereka memang belum memiliki anak. Meski pun mereka sudah menikah hampir lima tahun.
Usia mereka pun masih cukup muda, si pengusaha berusia kira-kira 35 tahun, dan sang istri berusia sekitar 28 tahun.

Aku sering mengantar sang istri belanja atau pun arisan.
Sang pengusaha biasanya pulang kerja sore hari, aku akan di telponnya apa bila sudah harus menjemputnya ke kantor.

Awalnya semula semua berjalan biasa saja. Sampai suatu ketika, aku diminta oleh sang istri mengantarnya bertemu temannya di sebuah cafe. Aku disuruh menunggunya, karena urusannya hanya sebentar, katanya.
Sepulang dari situ, ia tidak langsung mengajakku pulang, tapi justru ia mengajakku singgah di sebuah hotel.
Waktu itu aku hanya berpikir, kalau dia hanya ingin bertemu dengan temannya.
Tapi rupanya sang istri justru mengajakku masuk ke dalam hotel tersebut.

Waktu itu, sekitar jam satu siang.
Aku mengikuti langkah kaki sang istri menuju kamar hotel, dengan perasaan yang campur aduk. Sesampai di hotel, sang istri mengajakku masuk dan mengunci pintu kamar dari dalam.
Aku hanya berdiri di dekat pintu. Sampai akhirnya sang istri menarik tanganku dan mengajakku duduk di ranjang
Jantungku berdegup cukup kencang waktu itu. Sebagai laki-laki normal, aku mulai paham apa yang di inginkan sang istri padaku.

Dan dugaanku benar, sang istri memintaku untuk melakukan hal tersebut dengannya.
Aku sedikit kaget dan mencoba untuk menolak. Tapi sang istri berjanji akan memberiku sejumlah uang. Dan lagi pula jika aku menolak, ia akan meminta suaminya untuk memecatku.
Sementara aku sangat membutuhkan pekerjaan tersebut.
Dengan sangat terpaksa, aku pun memenuhi keinginan sang istri.
Jujur, itu adalah pengalaman pertamaku melakukan hal tersebut.
Aku memang pernah pacaran beberapa kali, namun aku belum pernah sampai melampaui batas dengan pacarku.

Workout di Rumah ala Reynaldi Rifaldi - Putera Indonesia by ...


baca juga :

Cerita gay  :  tukang panen yang kekar


Harus aku akui, kalau sang istri memang memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang seksi. 
Aku pun sebenarnya menyukai sang istri.

Sesuai perjanjian, aku pun diberinya uang yang cukup banyak. Dan ia memintaku untuk bisa memenuhi keinginannya kapan pun ia mau, dan ia akan memberiku uang setiap kali ia menginginkan hal tersebut.
Aku mengangguk setuju. Bukan hanya karena aku diberi uang, tapi juga aku sangat menikmati hal tersebut.

waktu terus bergulir, aku menjalani aktivitasku seperti biasa. Sampai beberapa hari kemudian, sang istri kembali mengajakku di sebuah hotel yang berbeda.

Kami pulang, ketika akhirnya si pengusaha menelponku untuk minta di jemput ke kantor.
Hari memang sudah sore, sudah hampir jam enam.
 
Aku segera mengantar sang istri pulang, lalu langsung ke kantor untuk menjemput si pengusaha, meski badanku terasa begitu capek dan lelah.

Saat diperjalanan pulang, si pengusaha mengatakan, kalau ia lusa akan mengajakku ikut melihat salah satu proyeknya di luar daerah.

Biasanya si pengusaha pergi keluar daerah sendirian naik pesawat.
Tapi kali ini, ia memintaku ikut dan memakai mobil. Katanya sekalian jalan-jalan, karena ia butuh sedikit refreshing.

Sampai hari keberangkatan, kami pun pergi dengan memakai mobil. Kami berangkat pagi dan sampai kira-kira jam 3 sore.
Sesampainya disana, kami langsung menuju sebuah hotel untuk menginap beberapa malam disana.
Aku cukup heran, karena si pengusaha hanya memesan satu kamar. Aku kira, ia akan menyuruhku tidur di mobil atau di tempat lain.
Tapi ternyata, ia memintaku tidur di kamar yang sama dengannya.
Jujur, aku merasa sedikit canggung, harus satu kamar dengan bosku sendiri.
Tapi karena si pengusaha yang meminta, aku menurutinya saja.


Malam itu, setelah selesai mandi dan makan malam kami masih berada di kamar.
Katanya besok pagi ia baru akan pergi melihat proyeknya.
Karena sedikit sungkan, aku hanya duduk di kursi dalam kamar hotel tersebut, dan berencana untuk tidur di kursi itu.
Tapi tak lama kemudian, si pengusaha memintaku, untuk duduk dekatnya di atas ranjang.
Aku pun menurutinya.
Si pengusaha berkata, kalau ia ingin menceritakan sesuatu kepadaku.
Aku sedikit gugup, aku pikir si pengusaha sudah tahu hubunganku dengan istrinya.
 
Tapi ternyata si pengusaha bercerita, kalau sebenarnya ia tidak bahagia dengan pernikahannya sekarang.
Katanya, ia menikah dengan istrinya hanya karena di jodohkan oleh orang tuanya. Ia tak pernah mencintai istrinya, begitu juga sebaliknya.
Aku hanya diam mendengarkan ceritanya, sambil terus menyimak dengan serius. Aku jadi tahu sekarang, kenapa sang istri begitu mudah berselingkuh denganku.
Kehidupan sang istri memang mewah, bergelimang harta, tapi sebenarnya sang istri sangat kesepian.

Setelah bercerita tentang rumah tangganya yang rumit. Si pengusaha, mulai menceritakan siapa dia sebenarnya.
Ya, ternyata si pengusaha adalah seorang gay. Si pengusaha adalah penyuka sesama jenis.
Menurut ceritanya, dulu ia pernah pacaran dengan laki-laki, tapi hubungannya kandas, karena ia harus menikah dengan wanita pilihan orang tuanya.

Sebenarnya aku cukup kaget mendengar ceritanya, begitu juga tentang kejujurannya padaku malam itu. Padahal ia baru beberapa bulan mengenalku.

Ia juga mengatakan, bahwa selama ia menikah, ia masih sering melakukan hal tersebut dengan sesama laki-laki. Ia membayar laki-laki panggilan, untuk bisa memenuhi keinginannya.

Sampai akhirnya ia berkata, kalau sebenarnya ia sangat tertarik padaku, sejak awal aku mulai bekerja dengannya. Dan ia pun mengakui, kalau ia menerimaku bekerja dengannya adalah karena menurutnya aku lelaki yang sangat tampan dan juga kekar.

Aku mulai merasa tidak enak. Pikiranku pun menerawang. Aku sedikit gelisah.
Namun si pengusaha masih terus bercerita.

Dan malam itu, ia memintaku untuk melakukan hal tersebut dengannya. Ia bersedia membayar sangat mahal, agar aku mau melakukannya.
Katanya lagi, dari pada ia harus membayar orang lain, lebih baik ia membayar saya, yang sebenarnya sangat disukainya dari awal.

Aku termenung cukup lama, memikirkan tawarannya. Disatu sisi, aku adalah lelaki normal yang hanya menyukai perempuan. Namun di sisi lain, uang yang ditawarkannya cukup banyak.
Dan lagi pula, jika seandainya aku menolak, sudah pasti aku akan kehilangan pekerjaanku.

Aku masih terdiam. Tapi si pengusaha rupanya sudah mulai beraksi.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, meski awlnya aku merasa sangat geli dan sedikit jijik.
Namun lama-kelamaan, aku mulai menikmati hal tersebut.
Ternyata si pengusaha sangat pandai membuatku melayang.

Malam itu kami pun tertidur sangat pulas karena keletihan setelah perjalanan jauh, dan juga setelah melakukan hal tersebut sebanyak dua kali.

Esoknya kami pun pergi melihat proyek si pengusaha yang berada tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap.
Malam berikutnya, kami masih menginap di hotel. Dan si pengusaha meminta aku untuk mengulanginya lagi malam itu.
Bahkan malam itu, kami melakukannya berkali-kali.
Dan si pengusaha, memberi aku uang yang sangat banyak.
Aku hanya tersenyum menerima uang tersebut. Aku tidak tahu, apa yang aku rasakan saat itu.
 
Esoknya kami pun pulang, karena urusan si pengusaha sudah selesai di sana.
Diperjalanan, si pengusaha meminta aku untuk selalu menemaninya setiap kali ia ada kegiatan di luar daerah.
Katanya, ia sangat suka dengan apa yang aku lakukan padanya selama dua malam tersebut.
Dan ia sangat menginginkannya.
Aku hanya tersenyum penuh kebanggaan.

Hari-hari pun berlalu, aku tetap beraktivitas seperti biasa. Mengantar si pengusaha ke kantor, mengantar sang istri belanja atau arisan dan menjemput si pengusaha lagi sore harinya.
Mungkin yang berbeda hanyalah, kalau biasanya aku hanya mengantar sang istri belanja, sekarang akan ada saatnya sang istri mengajakku mampir sebentar di hotel. Dan memenuhi keinginannya. Aku pun mendapatkan sejumlah uang.

Sekarang kalau si pengusaha pergi ke luar daerah, aku akan selalu dimintanya untuk ikut. Kami menginap di hotel, dan selalu melakukan hal tersebut. Aku pun mendapatkan imbalan berupa uang.
Aku merasa sangat beruntung sekarang. Aku mendapatkan keuntungan dari sang istri dan juga keuntungan lain dari si pengusaha.
Serta tentu saja mendapatkan sejumlah uang dari mereka berdua

Ya, begitulah kehidupanku saat ini.
Sampai suatu saat, sang istri bercerita kepadaku, kalau ia sudah hamil sekarang. Sudah tiga bulan lebih.
Aku sedikit kaget, karena sang istri yakin, kalau anak yang ia kandung, adalah anakku.
Katanya, ia sangat jarang berhubungan dengan si pengusaha. Lagi pula katanya, si pengusaha tidak mungkin bisa membuatnya hamil.

Sebenarnya aku juga percaya, kalau sang istri memang mengandung anakku. Apa lagi beberapa hari yang lalu, si pengusaha juga bercerita padaku, kalau ia curiga dengan sang istri. Ia curiga kalau sang istri sedang selingkuh dengan pria lain. Ia juga sudah tahu, kalau sang istri hamil bukan karena dia, tapi karena selingkuhannya.
Namun ia tidak begitu peduli dengan semua itu, si pengusaha justru senang istrinya akhirnya hamil, meski bukan anaknya. Karena itu akan membuat orang tuanya bahagia.
Lagi pula si pengusaha, sangat menikmati hubungan kami.

Jadi saat itu, posisiku masih sangat aman. Aku tidak harus bertanggungjawab atas kehamilan sang istri saat ini. Dan aku masih bisa mendapatkan keuntungan serta uang dari mereka berdua.
Sungguh sebuah kehidupan yang luar biasa, bagiku saat itu.

Namun kehidupan yang bergelimang harta dan dosa itu tidak berlangsung lama. 

Aku dan sang istri semakin jarang bertemu, apa lagi semenjak kehamilannya yang kian membesar hingga ia melahirkan anak pertamanya.

Sementara aku dan si pengusaha masih terus berhubungan, apa lagi semenjak istrinya hamil, si pengusaha semakin sering mengajakku ke luar kota.

Karena terlalu sering ke luar kota bersama, membuat sang istri menjadi curiga. Ternyata sang istri sengaja menyuruh seseorang untuk memata-matai kami.

Hingga akhirnya hubungan kami pun diketahui oleh sang istri. Dan saat itu juga, sang istri pun mengungkapkan kepada si pengusaha, bahwa aku adalah ayah dari anak yang ia lahirkan.

Tentu saja hal ini membuat si pengusaha marah besar. Ia memecat dan mengusir saya dari rumahnya.

Dalam keadaan penuh ketakukan, saya pun meninggalkan rumah si pengusaha tersebut.

Namun saya yakin, si pengusaha tidak akan berani berbuat macam-macam. Biar bagaimana pun, hubungannya denganku selama ini, adalah sesuatu yang harus selalu ia tutupi.

Saya tidak tahu, apa yang dilakukan si pengusaha terhadap sang istri. Mungkin saja ia juga menceraikan sang istri. Tapi saya sudah tidak peduli lagi dengan kehidupan mereka.

Semua mereka yang memulai. Saya hanya mencoba menuruti keinginan mereka selama ini. Walau akhirnya saya harus terjebak dalam hidup yang penuh dengan gelimang dosa.

Kini saya sadar, apapun alasannya, saya telah melakukan kesalahan. Sebuah kesalahan besar yang memberikan banyak pelajaran bagi saya ke depannya, agar lebih berhati-hati lagi dan tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat saja.

Semua kisah itu menjadi pengalaman yang berharga dalam hidupku. Bahwa kesenangan sesaat tidak akan membawa kita kemana-mana, kecuali kepada kehancuran.

Setidaknya saya pernah mempunyai hubungan dengan sepasang suami istri.

Dan saat ini, aku akan menata hidupku kembali. Memullainya lagi dari awal. Semoga saja, aku tidak akan pernah terjebak lagi dalam hubungan cinta terlarang.

Sekian ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita gay : Sang duda tetangga baruku yang kekar

 Namanya mas Dodi, ia tetangga baruku. Baru beberapa bulan yang lalu ia pindah kesini. Saya sering bertemu mas Dodi, terutama saat belanja sayur-sayuran di pagi hari. Mas Dodi cukup menyita perhatianku. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun tubuhnya padat berisi. Bukan gendut tapi lebih berotot. Kami sering belanja sayuran bersama, tentu saja dengan beberapa orang ibu-ibu di kompleks tersebut. Para ibu-ibu tersebut serring kepo terhadap mas Dodi. Mas Dodi selalu menjawab setiap pertanyaan dari ibu-ibu tersebut, dengan sekedarnya. Saya dan mas Dodi sudah sering ngobrol. Dari mas Dodi akhirnya saya tahu, kalau ia seorang duda. Punya dua anak. Anak pertamanya seorang perempuan, sudah berusia 10 tahun lebih. Anak keduanya seorang laki-laki, baru berumur sekitar 6 tahun. Istri mas Dodi meninggal sekitar setahun yang lalu. Mas Dodi sebenarnya pindah kesini, hanya untuk mencoba melupakan segala kenangannya dengan sang istri. "jika saya terus tinggal di rumah kami yang lama, rasanya terla

Adik Iparku ternyata seorang gay (Part 1)

Aku sudah menikah. Sudah punya anak perempuan, berumur 3 tahun. Usia ku sendiri sudah hampir 31 tahun. Pernikahan ku baik-baik saja, bahkan cukup bahagia. Meski kami masih tinggal satu atap dengan mertua. Karena aku sendiri belum memiliki rumah. Lagi pula, rumah mertua ku cukup besar. Aku tinggal dengan istri, anak dan kedua mertua ku, serta adik ipar laki-laki yang baru berusia 21 tahun.   Aku bekerja di sebuah perusahaan kecil di kota ini, sebagai seorang karyawan swasta. Gaji ku lumayanlah, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil kami. Mertua ku sendiri seorang pedagang yang cukup sukses. Dan istri ku tidak ku perbolehkan bekerja. Cukuplah ia menjaga anak dan mengurus segala keperluan keluarga. Aku seorang laki-laki normal. Aku pernah dengar tentang gay, melalui media-media sosial. Tapi tak pernah terpikir oleh ku, kalau aku akan mengalaminya sendiri. Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa merasakan kenikmatan dengan laki-laki juga? Aku bertanya-tanya sendiri mendengar ka

Cerita gay : Nasib cinta seorang kuli bangunan

Namaku Ken (sebut saja begitu). Sekarang usiaku sudah hampir 30 tahun. Aku akan bercerita tentang pengalamanku, menjalin hubungan dengan sesama jenis. Kisah ini terjadi beberapa tahun silam. Saat itu aku masih berusia 24 tahun. Aku bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan hingga sekarang. Aku kerja ikut mang Rohim, sudah bertahun-tahun. Sudah bertahun-tahun juga, aku meninggalkan kampung halamanku. Orangtuaku hanyalah petani biasa di kampung. Kehidupan kami memang terbilang cukup miskin. Karena itu, aku hanya bisa sekolah hingga SMP. Setelah lulus dari SMP, aku mulai bekerja serabutan di kampung. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mang Rohim, seorang laki-laki paroh baya, yang sudah sangat berpengalaman di bidang pertukangan. Aku ikut mang Rohim merantua ke kota dan ikut bekerja dengannya sebagai kuli bangunan. Sebagai seseorang yang memiliki kehidupan ekonomi yang pas-pasan, aku memang belumm pernah pacaran, sampai saat itu. Apa lagi sejak aku ikut mang Rohim bekerja. Tempat kerja kami y

Iklan google