Prabu masuk ke dalam kamar kost nya dengan gontai. Hari ini ia merasa begitu lelah. Pekerjaannya hari ini begitu menguras tenaga. Prabu bekerja di sebuah toko bangunan menjadi seorang buruh angkat barang, sudah hampir 3 tahun ia bekerja disana. Prabu sengaja mengambil kost, tak jauh dari tempat ia bekerja. Supaya lebih cepat pergi maupun pulang kerjanya.
Prabu berasal dari daerah jawa sana, ia sudah hampir 5 tahun merantau ke P****B***. Orang tuanya sudah lama meninggal. Prabu hanya tinggal sebatang kara. untuk itulah ia harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Meski pun masih lajang, saat ini Prabu sudah berumur hampir kepala tiga. Kebutuhan hidupnya tidak terlalu besar. Namun ia tetap harus kerja keras, demi masa depannya. Karena ia hanya lulusan SMP.
Prabu berasal dari daerah jawa sana, ia sudah hampir 5 tahun merantau ke P****B***. Orang tuanya sudah lama meninggal. Prabu hanya tinggal sebatang kara. untuk itulah ia harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Meski pun masih lajang, saat ini Prabu sudah berumur hampir kepala tiga. Kebutuhan hidupnya tidak terlalu besar. Namun ia tetap harus kerja keras, demi masa depannya. Karena ia hanya lulusan SMP.
Sesampainya di dalam kamar kost nya, Prabu berbaring sebentar melepas lelah. Sebelum akhirnya ia mandi dan makan malam dengan makanan yang ia beli diperjalanan pulang tadi.
Setelah selesai makan, seperti biasa Prabu menghisap sebatang rokok sambil rebahan. Namun ia masih merasa begitu capek. Sambil berbaring Prabu membuka handphone nya dan membuka situs jasa pijit.
Dia mencari-cari info tukang pijit yang ada di Kota itu. Sampai ia akhirnya menemukan seorang yang menurutnya cocok. Dan ia pun menghubungi orang tersebut melalui telepon selularnya.
Setelah menjelaskan alamat tempat tinggalnya kepada tukang pijit itu, Prabu kemudian menutup teleponnya. Dan berbaring lagi, sambil menunggu si tukang pijit itu datang.
Setengah jam kemudian, Prabu mendengar ketukan di pintu kamar kostnya, sontak ia berdiri dan membuka kan pintu. Di depannya telah berdiri seorang laki-laki yang berparas tampan dan berpostur tubuh yang atletis dan tersenyum padanya begitu manis.
"Prabu, kan?" tanya orang tersebut.
"Iya. Saya!" jawab Prabu sedikit gugup.
Orang tersebut kemudian menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Prabu pun menjabat tangan orang tersebut dengan ramah.
"Saya Galih!" tegas suara orang tersebut. "Tukang pijit yang abang panggil tadi..." lanjutnya menjelaskan.
"Oh. Iya!" balas Prabu. "Silakan masuk..." lanjutnya lagi, sambil membuka kan pintu lebih lebar, agar Galih, tukang pijit itu bisa masuk.
Setelah Galih berada di dalam kamar nya, Prabu kembali menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
"Langsung aja ya, bang?!" ucap Galih kemudian, masih dalam keadaan berdiri.
"Iya" jawab Prabu.
"udah pernah pijit sebelumnya, bang?" tanya galih lagi.
"udah! Tapi udah lama gak.." balas Prabu.
"Oh. Oke! Silahkan buka pakaiannya, bang!" lanjut Galih.
"Semuanya?!" tanya Prabu, semakin grogi.
"He..he.. Iyalah bang, kan mau pijit. Kecuali Celana dalamnya gak apa-apa dipakai." Galih menjelaskan.
Setelah selesai makan, seperti biasa Prabu menghisap sebatang rokok sambil rebahan. Namun ia masih merasa begitu capek. Sambil berbaring Prabu membuka handphone nya dan membuka situs jasa pijit.
Dia mencari-cari info tukang pijit yang ada di Kota itu. Sampai ia akhirnya menemukan seorang yang menurutnya cocok. Dan ia pun menghubungi orang tersebut melalui telepon selularnya.
Setelah menjelaskan alamat tempat tinggalnya kepada tukang pijit itu, Prabu kemudian menutup teleponnya. Dan berbaring lagi, sambil menunggu si tukang pijit itu datang.
Setengah jam kemudian, Prabu mendengar ketukan di pintu kamar kostnya, sontak ia berdiri dan membuka kan pintu. Di depannya telah berdiri seorang laki-laki yang berparas tampan dan berpostur tubuh yang atletis dan tersenyum padanya begitu manis.
"Prabu, kan?" tanya orang tersebut.
"Iya. Saya!" jawab Prabu sedikit gugup.
Orang tersebut kemudian menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Prabu pun menjabat tangan orang tersebut dengan ramah.
"Saya Galih!" tegas suara orang tersebut. "Tukang pijit yang abang panggil tadi..." lanjutnya menjelaskan.
"Oh. Iya!" balas Prabu. "Silakan masuk..." lanjutnya lagi, sambil membuka kan pintu lebih lebar, agar Galih, tukang pijit itu bisa masuk.
Setelah Galih berada di dalam kamar nya, Prabu kembali menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
"Langsung aja ya, bang?!" ucap Galih kemudian, masih dalam keadaan berdiri.
"Iya" jawab Prabu.
"udah pernah pijit sebelumnya, bang?" tanya galih lagi.
"udah! Tapi udah lama gak.." balas Prabu.
"Oh. Oke! Silahkan buka pakaiannya, bang!" lanjut Galih.
"Semuanya?!" tanya Prabu, semakin grogi.
"He..he.. Iyalah bang, kan mau pijit. Kecuali Celana dalamnya gak apa-apa dipakai." Galih menjelaskan.
Prabu memperlihatkan senyuman manisnya. Sambil bersegera membuka baju dan celananya.
Kemudian ia berbaring hanya mengenakan celana dalam.
"tengkurap dulu, bang" kata Galih. "Maaf ya bang, saya buka baju sama celana saya.." lanjut Galih. "Tapi saya pake celana pendek, kok." katanya lagi.
"Oh. Gak apa-apa" balas Prabu, sambil mulai tengkurap. Namun ia masih sempat melihat dengan jelas dada bidang milik Galih, ketika Galih membuka baju. Galih terlihat begitu kekar. Mungkin ia suka Fitnes, bathin Prabu.
Dada Prabu semakin bergemuruh. Ia tak menyangka bisa bertemu tukang pijit yang tampan, gagah dan kekar di kota ini. Biasanya tukang pijit yang ia panggil, banyak yang peminim.
Prabu merasakan kehangatan ketika tangan Galih mulai menyentuh punggungnya. Terasa sekali pijatannya enak. Setelah punggung, Galih mulai memijat kaki Prabu.
setelah selesai bagian belakang, Galih meminta Prabu untuk membalikkan badan dan telentang. Prabu pun telentang, dan saat itu ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan milik Galih serta tangan kekar Galih yang memijatnya. Dimulai dari kakinya, Galih memijatnya pelan-pelan. Prabu merasa begitu nyaman, capeknya sudah mulai berkurang.
Kemudian ia berbaring hanya mengenakan celana dalam.
"tengkurap dulu, bang" kata Galih. "Maaf ya bang, saya buka baju sama celana saya.." lanjut Galih. "Tapi saya pake celana pendek, kok." katanya lagi.
"Oh. Gak apa-apa" balas Prabu, sambil mulai tengkurap. Namun ia masih sempat melihat dengan jelas dada bidang milik Galih, ketika Galih membuka baju. Galih terlihat begitu kekar. Mungkin ia suka Fitnes, bathin Prabu.
Dada Prabu semakin bergemuruh. Ia tak menyangka bisa bertemu tukang pijit yang tampan, gagah dan kekar di kota ini. Biasanya tukang pijit yang ia panggil, banyak yang peminim.
Prabu merasakan kehangatan ketika tangan Galih mulai menyentuh punggungnya. Terasa sekali pijatannya enak. Setelah punggung, Galih mulai memijat kaki Prabu.
setelah selesai bagian belakang, Galih meminta Prabu untuk membalikkan badan dan telentang. Prabu pun telentang, dan saat itu ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan milik Galih serta tangan kekar Galih yang memijatnya. Dimulai dari kakinya, Galih memijatnya pelan-pelan. Prabu merasa begitu nyaman, capeknya sudah mulai berkurang.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih