Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Adsense

Aku dan si tukang panen sawitku ...

Ini pertama kali saya pergi ke kebun. Kebun sawit milik ayah, cukup luas. Kebun itu berada di sebuah desa tak seberapa jauh dari kota tempat saya tinggal. Kebetulan ayah sedang ada kerjaan di luar kota, untuk itu ayah meminta saya untuk menengok kebun nya, kebetulan saya sedang libur kuliah. Sampai disana saya disambut oleh pak Darman, orang kepercayaan ayah untuk mengelolah kebunnya. "eh, mas Aji.." kata pak Darman menjabat tangan saya, "tumben mas ke kebun..." lanjutnya. Saya sudah cukup kenal dengan pak Darman, karena beliau sering datang kerumah, jika ada hal tentang kebun yang ingin dibicarakannya dengan ayah. "iya, nih. Pak Darman.." jawab saya, setelah melepaskan tangannya, "disuruh ayah, soalnya ayah lagi diluar kota." lanjut saya menjelaskan. Pak Darman hanya tersenyum manggut-manggut. Saya tak begitu paham dengan kebun sawit, karena saya memang kurang suka. Saya juga tidak tahu, apa yang ayah lakukan jika ia ke kebun. Untuk itu,

Pacar pertama Raka...

Raka melangkah pelan, menuju rumah kost yang ada di gang itu. Ini pertama kalinya ia janji kencan dengan pacarnya. Namanya Dewa, teman satu kampusnya. Mereka jadian belum sampai seminggu, meski mereka sudah kenal sejak hari pertama kuliah. Sekarang mereka sudah semester tiga. Dewa adalah pacar pertama Raka. Karena sebelumnya Raka memang belum pernah pacaran, apalagi pacaran dengan sesama laki-laki.       Raka mengetuk pintu kamar itu. Pintu kamar kost Dewa yang terletak paling sudut. Pintu terbuka, Dewa sudah berdiri didepan pintu, dengan hanya memakai pakaian tidur. Namun Dewa masih terlihat sangat tampan malam itu, Raka takjub, karena biasanya ia hanya melihat Dewa memakai kemeja dan jeans. Tapi kali ini, Dewa memakai baju tidur tipis yang transparan, sehingga tubuhnya yang berotot itu terlihat jelas. Dan celana dalam Dewa juga terlihat jelas. Bagi Dewa, Raka bukan pacar pertamanya. Ia sudah pernah beberapa kali pacaran, bahkan sejak ia SMA. Dewa menyukai Raka yang apa a

Aku dan guru olahragaku yang atletis

Saya Farid. Usia saya 18 tahun. Saat ini saya duduk di kelas 3 SMA. Saya sekolah di sebuah sekolah favorit di kota P. Saya punya seorang guru olahraga yang memiliki tubuh atletis. Namanya pak Afli. Saya suka dengan pak Afli sejak kelas 2. Pak Afli sangat tampan dan gagah. Setiap jam olahraga saya sering memperhatikannya. Menatapnya dari jauh. Apa lagi pak Afli suka memakai celana training yang ketat, sehingga tubuh atletisnya terlihat sempurna.   Suatu pagi, saat jam olahraga. Saya berada diruang ganti sendirian. Teman-teman yang lain sudah keluar duluan. Saya memang sedikit terlambat untuk mengganti pakaian, karena saya tadi ada urusan dengan guru kelas. Saya membuka baju kemeja putih saya dan akan menggantinya dengan baju olahraga. Namun ketika saya hendak mengambil baju olahraga di dalam tas. Tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara pintu terbuka. Saya terkesiap. Di depan pintu telah berdiri seorang laki-laki. Saya memang sengaja tak mengunci pintu karena buru-buru. Saya

Malam mingguku bersama sang tutor...

Umur saya 26 tahun. Saya sudah 2 tahun lulus kuliah dan bekerja sebagai seorang tenaga honorer di sebuah sekolah swasta. Saya sering mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas Pendidikan. Dan kali ini, saya juga mengikuti pelatihan di sebuah hotel di kota P. Saya berangkat pagi tadi dari rumah. Dan sampai di hotel sekitaran jam 1 siang.   Saat itu, sudah banyak peserta yang datang dari berbagai daerah. Saya langsung menuju kamar yang telah di sediakan oleh panitia. Berdasarkan keterangan dari resepsionis tadi teman satu kamar saya tidak bisa datang. Jadi selama pelatihan ini, saya hanya sendirian di kamar ini. Pelatihan dibuka jam 4 sore nanti, jadi saya masih punya waktu untuk istirahat sejenak. Pelatihan dilaksanakan selama seminggu. Dari pagi sampai malam setiap hari. Ada beberapa orang tutor yang hadir pada saat pelatihan itu. Tapi mereka semua tidak ada yang menginap, kecuali bagi yang dapat jadwal menjadi tutor pada malam hari. Pelatihan pada malam hari seles

Aku dan teman lamaku...

Namanya Kamal. Saya sudah mengenalnya lama, bahkan jauh sebelum dia menikah dan punya anak. Dulu sering main kerumah, menginap. Menurut saya, Kamal sangat gagah, meski wajahnya biasa saja. Tapi dadanya bidang, dan perutnya sixpack. Kamal begitu kekar. Terus terang saya sering menghayal bercinta dengannya. Tapi dia cowok normal. Setelah menikah, dia hampir tak pernah lagi jalan kerumah, apa lagi menginap. Saya mengerti. baginya saya hanya teman.       Namun akhir-akhir ini, kalau tidak salah sudah hampir 12 tahun setelah dia menikah, karena setahu saya anaknya sudah SMP sekarang, dia sekarang sering main kerumah lagi, meski tidak sampai menginap. Kamal yang saya kenal ini, suka sekali datang ke rumah tanpa memakai baju, hanya pakai celana, itupun celana pendek. Jadi dadanya yang bidang dan perutnya yang sixpack selalu kelihatan. Menurut ceritanya sih, saat ini rumah tangganya lagi kurang harmonis. Penyebabnya katanya ekonomi yang tidak stabil. Begitu ceritanya. Tapi saya tak begitu p

Kisah cinta cowok desa dengan mahasiswa KKN

Cerita berawal ketika saya ikut kegiatan KKN disebuah desa. Disana lah saya bertemu Ryan, seorang pemuda desa yang tampan dan atletis. Awalnya semuanya biasa saja. Kami memang sering bertemu. Karena Ryan salah seorang pengurus Pemuda di Desa itu. Jadi kegiatan kami selama KKN disana sering dibantu oleh pengurus pemuda disana.   Ryan sangat aktif selama kami disana. Dia suka bermain voly setiap sore dilapangan desa. Kami sering bercerita mengenai kegiatan-kegiatan yang kami lakukan disana. Ryan orang yang cerdas. Usianya sudah 27 tahun.     Kami berjumlah 9 orang, 5 orang cewek dan 4 orang cowok. Kami yang cowok tinggal di sebuah rumah kosong, tak jauh dari lapangan voly tempat biasa Ryan bermain. Sedangkan yang cewek tinggal di salah satu rumah penduduk. Sudah hampir 2 minggu kami disana dari 40 hari yang di jadwalkan. Sudah banyak kegiatan yang kami lakukan. Hingga suatu malam, saya berjalan ke tempat Ryan dan teman-temannya biasa nongkrong. Saya memang biasa kesana, jika tidak a

Iklan google