Aku dan Faroz memang sudah seperti saudara. Kami sudah sangat dekat. Aku bahkan sudah teramat sering menginap di kost Faroz. Awalnya ku pikir, dengan menjadi begitu dekat sama Faroz, akan bisa mengubah perasaanku padanya. Setidaknya, menjadi sahabat dekatnya harusnya sudah bisa membuat aku bahagia. Aku memang bahagia. Tapi tidak pernah ada kata cukup dalam hidup ini. Rasanya belum cukup, kalau hanya sekedar menjadi sahabatnya. Dan lagi pula aku juga penasaran, seperti apa perasaan Faroz padaku sebenarnya. Mungkinkah dia juga merasakan hal yang sama? Mengingat sudah begitu dekatnya kami. Dan sudah begitu banyak pengorbanan ku untuknya. Karena itulah, akhirnya aku memberanikan diri untuk jujur pada Faroz, tentang perasaan ku padanya. "aku ingin ngomong sesuatu sama kamu, Faroz.." ucapku pada suatu malam, saat untuk kesekian kalinya aku menginap di kost Faroz. "tumben, bang Abe mau ngomong sesuatu pake izin segala. Biasanya langsung nyerocos aja.." balas Faroz, dengan
Cerita dan kisah tentang dunia gay, tentang percintaan di dunia gay. cinta para kaum gay, cerita penuh warna dan air mata